SUKOHARJO, solotrust.com - Lantaran penyakit tidak masuk dalam kriteria yang ditanggung BPJS, relawan SABER (Sedekah Berjamaah) harus mendampingi Siti, warga Polokarto yang divonis menderita penyakit kanker payudara.
Ketua Tim relawan, Bripka Wirawan menceritakan jika Siti adalah mantan TKW di Arab Saudi, yang kini hidup sebatang kara dan tinggal menumpang di rumah saudara. Ibu Siti ini hanya tinggal seorang diri, memiliki 1 putra namun sang anak tinggal terpisah.
"Dulu ibu Siti bekerja sebagai TKW di Arab Saudi, pada tahun 2016 Ibu Siti mulai terasa ada gejala sakit, setelah di periksakan ke dokter di vonis kanker payudara dan kemudian diambil tindakan operasi pengangkatan di rumah sakit di Arab Saudi," Jelas Wirawan.
Wirawan menambahkan, karena keterbatasan pengetahuan, setelah tindakan operasi Ibu Siti kemudian berhenti pengobatan, karena merasa sudah sembuh.
"Pasca operasi Ibu Siti masih sempat bekerja sebagai TKW, baru kemudian awal pandemi ibu Siti pulang ke kampung halaman," sambungnya.
Diceritakan Wirawan, harta sisa bekerja sebagai TKW berupa lembu, kambing dan tanah sudah terjual untuk biaya hidup.
Mulai tahun 2021 Siti mulai merasakan gtanda tanda kelumpuhan, kemudian mulai kembali memeriksakan diri ke Rumah Sakit di wilayah Sukoharjo sampai dirujuk ke RS Moewardi.
"Namun saat itu kondisi Ibu Siti semakin melemah dan pada akhirnya sama sekali tidak bisa menggerakkan bagian tubuh perut ke bawah, " Kata Wirawan.
Masuk Kode Merah, Ibu Siti Jadi Pasien Dampingan Relawan SABER
Kondisi Ibu Siti yang sudah sangat memprihatinkan ini, menjadi salah satu alasan ia dimasukkan dalam kategori pasien kode merah dan menjadi pasien dampingan tim SABER.
"Beliau merupakan salah satu pasien dampingan SABER yang masuk dalam kategori pasien kode merah," Ujarnya.
Diketahui Ibu Siti mengidap kanker payudara yang saat ini sudah menjalar ke tulang, akibat dari kanker tersebut muncul luka lubang di badan sebesar buah kelapa persis di atas lubang anus, luka terbuka tersebut hingga terlihat tulang ekor dan dari tulang ekor tersebut setiap hari mengeluarkan nanah yang cukup deras, sehingga membuat relawan SABER harus rutin setiap hari datang untuk membersihkan luka.
"Adapun biaya perawatan Ibu Siti, setiap hari membutuhkan biaya kurang lebih 250 ribu per hari, kebutuhan tersebut tidak di cover oleh BPJS, sehingga seluruh pembiayaan diupayakan dari relawan SABER dengan cara penggalangan dana, salah satunya pada sore ini sekaligus penyerahan simbolis hasil penggalangan dana dari komunitas trail BEST," imbuh Wirawan. (nas)
(wd)