Solotrust.com - Rasa rindu bertemu orang tercinta yang telah tiada terkadang membuat sesak di dada. Keinginan melepaskan segala beban kerinduan tak jarang membuat seseorang kehilangan gairah dalam menjalani hidup.
Bicara soal pelampiasan rasa rindu, di Jepang terdapat sebuah bilik telepon umum dibangun Itaru Sasaki. Fasilitas publik ini berada di Taman Otsuchi sekira 500 km Timur Laut Tokyo. Bilik telepon umum dibangun bukan hanya sekadar untuk telepon biasa, namun digunakan sebagai sarana menghubungi orang-orang terkasih yang telah meninggal dunia.
"Ada banyak orang yang tidak bisa mengucapkan selamat tinggal," kata Itaru Sasaki, dilansir dari Reuters belum lama ini.
Itaru Sasaki membangun bilik telepon angin atau dikenal pula sebagai Kaze-no-Denwa beberapa bulan setelah dirinya kehilangan salah seorang sepupunya akibat kanker. Ia pun kemudian tercetus ide agar banyak pihak yang ditinggal orang-orang terkasih bisa mencurahkan kerinduannya. Dalam hal ini lewat perbincangan layaknya melakukan percakapan melalui sambungan telepon akibat terpisah jarak dan waktu.
"Ada keluarga yang berharap mereka bisa mengatakan sesuatu jika mereka bisa bercakap lagi," ungkap Itaru Sasaki.
Keberadaan telepon angin itu pun mampu menarik ribuan warga Jepang untuk mengunjunginya. Banyak orang telah kehilangan keluarganya, baik karena sakit maupun tsunami yang menerjang beberapa daerah di Negeri Sakura pada 2011 silam.
Warga Jepang yang menggunakan telepon angin mengaku sedikit lega setelah melakukan percakapan lewat gagang telepon, meskipun sambungan telepon kabelnya terputus. Mereka seakan dapat melepaskan beban kerinduan dengan anggota keluarga yang telah meninggal terlebih dahulu.
Ide telepon angin ini pun ternyata menarik minat beberapa negara di Eropa seperti Inggris dan Polandia untuk turut mengadopsinya. Kedua negara itu ingin membuat telepon angin bagi warga yang kehilangan anggota keluarga akibat terpapar virus corona.
"Layaknya bencana, pandemi datang tiba-tiba dan ketika kematian datang secara mendadak, kesedihan yang dialami juga jauh lebih besar," kata Itaru Sasaki. (dd)
(and_)