Hard News

Pasar Elpabes, Kembaran Pasar Klithikan Notoharjo yang Kalah Tenar

Jateng & DIY

21 April 2022 12:04 WIB

Pasar Elektronik, Pakaian, dan Besi (Elpabes) yang beralamat di Jalan Abdul Rahman Saleh, Setabelan, Banjarsari, Solo. (Foto: Dok. Solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com – Masyarakat Kota Solo dan sekitarnya menggenal Pasar Notoharjo atau Klithikan Semanggi sebagai sentra barang-barang bekas elektronik dan pakaian. Pasar Notoharjo, Semanggi dibangun 2006 silam di era Wali Kota Solo kala itu Joko Widodo (Jokowi).

Proses pembangunan Pasar Klithikan merupakan upaya Jokowi dalam merelokasi pedagang yang dulunya menempati area Tugu 45 Banjarsari. Jokowi kala itu melakukan puluhan pertemuan di Loji Gandrung dengan para pedagang untuk merelokasi dari Banjarsari ke Semanggi.



Tak hanya di Semanggi, sebenarnya Kota Solo masih punya sentra klithikan lain tak jauh dari lokasi para pedagang yang dulunya menempati Tugu 45 Banjarsari, yakni Pasar Elpabes (Elektronik, Pakaian, dan Besi) yang berdiri di Jalan Abdul Rahman Saleh, Setabelan, Banjarsari, Solo.

Namun, dua pasar kembar ini memiliki nasib berbeda. Pasar Elpabes yang diresmikan sejak 2013 silam oleh Wali Kota Solo kala itu, FX Hadi Rudyatmo, dinilai kurang populer dibanding Pasar Notoharjo, Semanggi.

Sejak saat itu hingga kini, hanya ada 80 dari total 218 kios di Pasar Elpabes yang masih aktif berjualan. Bahkan lantai 2 Pasar Elpabes kosong melompong nyaris tak berpenghuni.

“Lha ini mbahnya Pasar Notoharjo. Taunya masyarakat Pasar Klithikan sudah pindah ke sana [Semanggi]. Padahal masih ada, wong ini dulu juga pasar, tapi jelek, kemudian dari pemkot dibangun,” kata Kepala Penggelola Pasar Elpabes, Sunyata saat ditemui Solotrust.com di kantornya, Selasa (19/4).

Sunyata mengatakan sejak awal pedagang Pasar Elpabes kurang meminati pasar tersebut. Ditambah, pedagang hanya mau menempati basement dan lantai 1. Sementara, Pasar Elpabes terdiri tiga lantai, yakni basement, lantai 1, dan lantai 2.

“Dulu waktu pembagian tempat dari pihak pedagang banyak lebih dari satu kios, pedagang minta di bawah semua, tapi nggak mencukupi kalau di bawah semua, akhirnya kalau punya dua dikasih dua; satu bawah satu atas, jadi yang atas banyak yang tidak ditempati,” terangnya.

“Dulu pertama (lantai 2) pernah dipakai, karena sepi jadi buka di lantai dasar,” imbuhnya.

Usul ganti nama, revitalisasi, hingga pasar pagi

Sunyata mengungkapkan pihaknya telah melakukan banyak upaya untuk memperkuat citra Pasar Elpabes sebagai salah satu sentra Klithikan di Solo. Salah satunya, pada 2016 lalu, pihaknya sempat mengusulkan pengantian nama.

Pengusulan pengantian nama itu belum terealisasi hingga sekarang, lantaran 2018 silam pihaknya sempat dipindahkan dari Pasar Elpabes. Untuk itu, ia berharap rencana itu dapat direalisasikan setelah ia kembali menjabat sebagai Kepala Penggelola Pasar Elpabes belum genap setahun terakhir.

“Waktu saya jabat di sini [2016] saya sudah sampaikan, harus mengubah nama kita mengajukan. Terus kemudian saya pindah, tapi belum terlaksana, nanti bisa saja kita pelan-pelan,” ungkapnya.

Selain itu, pihaknya juga mengusulkan ke Dinas Perdagangan (Disdag) Solo untuk merevitalisasi kios pedagang pada akhir tahun 2021 lalu. Revitalisasi itu memungkinkan pedagang berjualan di sudut-sudut area dalam pasar, dengan melonggarkan area tengah pasar.

Sementara, usulan masih menunggu persetujuan dari Disdag dan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, untuk ditindaklanjuti terkait dengan anggaran.

“Ini saya mengajukan jadi tempatnya melingkar ke tembok, jadi semua dapat, itu dikumpulkan di pojok-pojok, terus pedagangnya kasian nggak bisa akses masuk,” terangnya.

“Waktu itu (2016-2018) saya pernah pengajuan ke Kepala Dinas (Perdagangan) belum terlaksana saya sudah dipindah, akhir tahun saya mengajukan lagi, kalau disetujui tahun berikutnya bisa, ngadep ke tengah jadi sama rata,” imbuhnya.

Untuk solusi jangka pendek, pihaknya pun mengadakan pasar pagi yang buka hingga maksimal pukul 09.00 WIB di sekitaran area Pasar Elpabes.

Kendati usulan itu dulunya ditentang, ia berharap, pasar pagi yang masih berjalan itu dapat memperkenalkan Pasar Elpabes sebagai sentra klithikan. Pihaknya pun berkomitmen untuk menertibkan pedagang pasar pagi.

“Tujuan bikin pasar pagi itu untuk memperkenalkan pasar sini (Elpabes) juga, jadi klithikan itu nggak harus ke Semanggi tapi di sini ada. Pasar pagi itu jam 9 sudah harus bersih,” jelasnya.

“Dulu pernah izin-izin ditolak, saya bertanggung jawab, pasar pagi jam 9 bersih. Kita kondisikan setiap hari kita keliling, ada motor-motor yang parkir tidak sesuai tempat kita pindahkan,” pungkasnya.

Sementara, Pasar Elpabes mayoritas ditempati pedagang besi dan audio yang kebanyakan menghuni lantai 1 pasar. Selain itu, juga terdapat dagangan pakaian di area tersebut. Jam operasional pasar buka dari 09.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. (dks)

(zend)