Hard News

Dinilai Kurang Familier, Pihak Penggelola Sempat Berencana Ubah Nama Pasar Elpabes jadi Klithikan Banjarsari

Jateng & DIY

22 April 2022 10:45 WIB

Pasar Elpabes akronim dari elektronik, pakaian, dan besi. (Foto: Dok. Solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com - Kondisi Pasar Elpabes nampak  cukup memperihatinkan. Kendati bangunan yang berdiri di Jalan Abdul Rahman Saleh, Setabelan, Banjarsari, Solo tersebut masih terlihat kokoh, namun pasar yang diresmikan sejak 2013 ini hanya aktif sebanyak 80 kios dari total 218 kios yang ada.

Kondisi lebih memperihatinkan nampak di lantai 2 pasar; nyaris bertahun-tahun ruang ini tak berpenghuni ditinggalkan para pedagang. Mayoritas pedagang memilih menempati lantai 1 dan basement dibanding lantai 2 tersebut lantaran sepi pengunjung.



Kepala Pengelola Pasar Elpabes, Sunyata berpendapat sepinya pasar tersebut salah satunya disebabkan nama Elpabes yang merupakan akronim dari elektronik, pakaian, dan besi kurang familier di telinga masyarakat umum.

"Dulu kan dinamakan Pasar Elpabes tujuannya Elektronik, Pakaian, dan Besi, nama dagangan. Nah, nama-nama seperti itu bikin orang agak sulit mengenal, namanya aja sulit dikenal," ucapnya saat ditemui Solotrust.com Selasa (19/4).

Sunyata menilai,  nama "Klithikan" jika dipakai bisa lebih populer dibanding Elpabes. Sunyata mencontohkan Pasar Klithikan Notoharjo, Semanggi yang lebih dikenal sebagai Pasar Klithikan saja.

Terlebih selain menyesuaikan penyebutan umum, nama Klithikan itu juga didukung aspek historis pasar tersebut yang berada di Kecamatan Banjarsari. Sedangkan, mayoritas pedagang klithikan di Pasar Notoharjo, Semanggi dulunya juga berjualan di kawasan Banjarsari sebelum direlokasi Wali Kota Solo, Joko Widodo (Jokowi) kala itu.

"Padahal arti sebuah nama itu penting sekali, harusnya namanya bukan Elpabes, tapi Klithikan Banjarsari, ini kan mbahnya (Pasar Klithikan) Notoharjo. Dulu kan di sini, direlokasi Pak Jokowi ke Semanggi," tuturnya.

"Harusnya dibikin aja Klitihikan Banjarsari. Karena taunya masyarakat Pasar Klithikan sudah pindah ke sana (Semanggi). Padahal (di Banjarsari) masih ada," imbuhnya.

Sempat usul ganti nama

Sunyata mengatakan usulan pergantian nama itu telah diupayakan pihaknya beberapa tahun silam, saat ia menjabat sebagai Kepala Penggelola Pasar Elpabes (2016-2018) lalu. Namun, rencana itu batal terealisasi, hingga ia kembali menjabat sebagai Kepala Penggelola belum genap setahun ini.

"Saya sudah sampaikan, harus merubah nama kita mengajukan. Terus kemudian saya pindah, tapi belum terlaksana," bebernya.

Lebih lanjut Sunyata mencontohkan kasus pergantian dan pengembalian nama Pasar Triwindu 2011 silam, yang sebelumnya pernah diganti menjadi Pasar Windujenar.

"Pasar Triwindu diganti nama jadi Pasar Windujenar, itu membingungkan, sekarang kembali lagi jadi Triwindu. Seperti sini, harusnya identik lingkungan, jualannya klithikan ya Klithikan," jelasnya.

Mengacu pada hal itu, pergantian nama mesti melibatkan banyak pihak, termasuk pedagang pasar. Sementara, ia belum dapat memastikan bakal menaikan lagi wacana itu, walau tak menutup kemungkinan kembali mengulirkan rencana itu.

"Ya itu pedagangnya harusnya punya permintaan  Nanti bisa saja kita pelan-pelan," pungkasnya. (dks)

(zend)