SOLO, solotrust.com - Keraton Kasunanan Solo menggelar tradisi Hajat Dalem Kirab selikuran untuk memperingati datangnya malam Lailatul Qadar pada Jumat (22/4). Tradisi ini merupakan kali pertama digelar sejak pandemi Covid-19 di awal 2020 lalu.
Pada kesempatan ini, Keraton Kasunanan Solo menggelar tradisi ini dalam dua versi, yakni kirab yang digelar pihak Raja Solo, Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Paku Buwana XIII dan kirab yang diadakan Lembaga Dewan Adat (LDA) keraton.
Pihak PB XIII mengadakan kirab terlebih dahulu sekira pukul 20.50, atau setengah jam sebelum LDA mengadakan kirab. Kedua kirab tersebut juga mengambil start dan finish yang sama, dari Kori Kamandungan sampai ke Masjid Agung Solo.
Takmir Masjid Agung Muhammad Muhtarom menyatakan pihaknya mempersilakan kedua pihak ini menggelar kirab, selama kedua kirab tersebut tak saling berbenturan
"Prinsipnya Masjid Agung Solo memfasilitasi selama tidak berbenturan," katanya kepada awak media.
Sementara, secara inti kedua kirab ini sama-sama menjunjung nilai-nilai malam Lailatul Qadar, salah satunya dengan mengirab sebanyak 1.000 tumpeng kecil. Tumpeng itu kemudian didoakan dan dibagikan ke peserta kirab serta masyarakat umum.
"Secara konsep sama, semuanya mengangkat nilai-nilai selikuran," tambahnya.
Pada salah satu kirab yang diadakan pihak PB XIII sebelum LDA, sekitar 500-an abdi dalem Keraton Kasunanan Solo berjalan dengan membawa jodang berisi tumbeng, lampu ting, serta lampion-lampion berbentuk bulan; bintang; masjid dan lainnya.
Proses pembagian tumpeng juga berlangsung kondusif. Seribu tumpeng itu dibagikan tanpa menimbulkan kericuhan. (dks)
(zend)