REMBANG, solotrust.com - Investor asing mulai lirik Kabupaten Rembang untuk membudidayakan tanaman Stevia Rebaudiana. Pembudidayaan tersebut nantinya diperkirakan berjalan pada bulan Juli 2022 dengan demplot seluas 5 ribu hektar.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto mengatakan, Stevia merupakan tanaman yang daunnya mengandung sejumlah senyawa yang memiliki rasa sangat manis, seperti stevioside dan rebaudioside. Saat diolah menjadi pemanis, tingkat kemanisan stevia bisa mencapai 50–350 kali lipat gula pasir.
“Stevia atau orang mengenal tanaman manis atau gula. Semacam substitusi tebu. Jelas ini lebih sehat. Karena rendah kalori. Derajat manisnya hampir 300 kali dari gula tebu,” katanya.
Agus menerangkan, dulu tanaman ini cocoknya ditanam di daerah dingin. Namun ada satu varietas baru dikembangkan di Paraguay, cuacanya panas. Sehingga ini yang membuat investor tertarik untuk mencoba menanam Stevia di Rembang yang cuacanya juga panas.
Agus Iwan menjelaskan saat bertemu investor Bupati Rembang, Abdul Hafidz telah menyetujui, dengan mendemplot 5 ribu hektar dan membuat pabrik pengolahan.
“Semua modal awal akan dicukupi investor. Fasilitas instalasi pengairan tetes maupun pupuk dan lainnya. Nanti ketika panen baru menghitung presentase,” tuturnya.
Agus Iwan menyebutkan gambaran singkat usia tanam sampai panen butuh waktu 9 bulan. Sedangkan harga produk basahnya Rp 10 ribu per kilo, harga kering Rp. 40 ribu dan harga ketika sudah menjadi cair untuk konsumsi perusahaan harganya hampir Rp. 1,4 juta per liter. (mn)
(zend)