SOLO, solotrust.com – Bukan tak beralasan Rajamala, tokoh antagonis pewayangan dijadikan maskot gelaran ASEAN Para Games (APG) XI 2022 yang dilaksanakan di Kota Solo.
Dalang dan pengarang cerita kawakan asal Solo, Ki Purbo Asmoro kepada Solotrust bercerita ada banyak versi cerita pewayangan tokoh Rajamala. Namun Rajamala tak hadir dalam pewayangan Mahabharata dari India.
“Asal dari Rajamala dulu itu terjadi dari penyakit yang ada di badan Dewi Lara Amis atau Durgandini, dia kan tukang perahu. Wanita yang cantik tapi berbau anyir. Lalu disembuhkan oleh Begawan Palasara, lalu penyakitnya berubah menjadi sosok yang mengerikan,” ujar Ki Purbo saat ditemui Solotrust.com dikediamannya, Rabu (27/7).
Lanjutnya, penyakit yang telah berubah menjadi sosok itu berperang dan kalah oleh Begawan Palasara.
“Lalu (penyakitnya) berperang dengan Palasara itu akhirnya Raja(mala) itu kalah tunduk kepada Palasara. Lalu diberi nama Rajamala dan dianggap menjadi anaknya Palasara," jelasnya.
Sementara dalam cerita pewayangan versi lain, Rajamala dijelaskan sebagai putra dari Palasara dan Dewi Watari. Rajamala hadir hingga cerita zaman Pandawa.
"Pokoknya intinya itu dia (Rajamala) sangat Sakti mengabdi di Negara Wirata sampai zaman Pandawa itu dia masih hidup. Akhirnya mati dibunuh Bilawa itu," lanjutnya.
Ki Purbo menjelaskan wujud Rajamala sebenarnya seperti makhluk jadi-jadian berukuran raksasa, lantaran asal-muasal Rajamala dari sebuah penyakit yang diderita Dewi Lara Amis.
"Nah karena kesaktiannya itu dia mungkin dianggap rupanya itu nyeleneh, enggak ganteng, sangar, buruk rupa, tapi kekuatannya luar biasa," paparnya.
Rajamala dipilih sebagai maskot ASEAN Para Games
Meski berwujud seperti raksasa berwatak antagonis, Rajamala disebut sebagai orang yang sportif dan setia dalam pengabdiannya.
"Rajamala itu penyakit. Tapi kan dalam arti konteks kekuatan jadi konteks kekuatan yang luar biasa. Dan dia petanding yang handal. Dia sportif. Dia berlaga sampai titik darah penghabisan. Filosofinya begitu, tanpa memikirkan digunakan untuk apa pokoknya petanding itu ya bertanding," urai Ki Purbo.
Ki Purbo menyebut ini yang menjadi landasan Rajamala dipilih sebagai maskot APG 11.
Meski sempat berdebat tentang latar belakang Rajamala yang buruk, pihaknya menjelaskan sisi kesetiaan dan sportif dalam bertanding dapat diambil menjadi contoh dalam sebuah pertandingan.
Sebagai dalang, ia yang menentukan arah cerita Rajamala dalam gelaran APG.
"Kalau menurut saya, Rajamala itu raja dari segala raja mala. Jadi Raja kekuatan kekuatan yang super hebat," tukasnya.
Kisah Rajamala akan hadir di acara pembukaan (Opening Ceremony) APG XI. Tokoh Rajamala akan diceritakan secara singkat oleh dalang Ki Purbo Asmoro.
Disisi lain, Menurut Babad Ageng Baita Kyai Rajamala, pada masa pemerintahan Pakubowono IV, Putra mahkota Raden Mas Sugandi membuat perahu yang diberi hiasan Canthik Rajamala terinspirasi dari kesaktian tokoh Rajamala yang diletakan di haluan. Hal tersebut menjadi simbol kekuatan ketika berlayar.
"Menurut cerita, Canthik Rajamala ini dibuat untuk berlayar menuju Madura melalui Bengawan Solo, dengan harapan ketika berlayar selalu jaya di air, menang di air atau selamat," kata Filolog Museum Radya Pustaka Totok Yusminan.
Sebelumnya Rajamala juga eksis menjadi suvenir oleh-oleh pada penyelenggaraan acara Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) Presidensi G20 Indonesia 2022 di Solo. (riz)
()