SEMARANG, solotrust.com - Sejumlah warga di Kelurahan Karangtempel, Kecamatan Semarang Timur mengikuti sosialisasi kesiapsiagaan bencana kebakaran. Empat personel dari Pemadam Kebakaran mempraktikkan cara memadamkan api di tiga menit pertama.
Kepala Seksi Kerja Sama dan Peningkatan Kapasitas Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang, Budiyanto, menjelaskan warga sangat antusias mempraktikkan cara penanganan pemadaman api.
Menurutnya, penanggulangan kebakaran adalah fase awal harus dilakukan seseorang ketika adanya api penyebab kebakaran. Kali pertama api muncul, seseorang harus melakukan tindakan di tiga menit pertama. Jika sudah melewati tiga hingga sepuluh menit, fase tersebut sudah berada di risiko kebakaran paling tinggi.
"Di tiga menit awal, api harus sudah dipadamkan. Kalau sudah melewati tiga menit, maka risiko terjadi kebakaran tinggi," paparnya kepada solotrust.com di Kantor Kelurahan Karangtempel, Selasa (13/09/2022).
Budiyanto berterima kasih kepada pihak Kelurahan Karangtempel yang memiliki kesadaran atas pentingnya sosialisasi siap siaga bencana kebakaran kepada warganya. Kendati sosialisasi masih terbilang sederhana hanya menggunakan drum, karung, kompor, alat pemadam api ringan (APAR), dan gas elpiji, warga diberikan simulasi bagaimana memadamkan api menggunakan peralatan di sekitarnya.
"Kami mengimbau kepada warga agar selalu waspada karena yang namanya kebakaran, kita tidak tahu kapan, jam berapa akan terjadi," pungkasnya.
Sementara menurut Lurah Karangtempel, Suharyati, warga mendapat penjelasan cara menggunakan peralatan listrik. Sering kali mereka mengabaikan keamanan yang sebenarnya sepele, namun bisa menjadi penyebab utama kebakaran. Misalnya seperti colokan listrik menumpuk dan bercabang.
Suharyati berharap pelatihan yang sudah diterima bisa disampaikan ke warga lain. Paling tidak, seluruh warga mengerti mengenai penyebab terjadinya bencana kebakaran.
"Saya berharap peserta bisa menindaklanjuti dan menyosialisasikan ke pertemuan-pertemuan mereka yang menghadirkan warga masyarakat, sehingga risiko kebakaran di Karangtempel ini tidak ada," harap dia.
Suharyati menyayangkan adanya kebakaran di daerahnya yang terjadi hampir tiap tahun. Penyebabnya pun bervariasi, di antaranya dari kompor, puntung rokok, dan korsleting listrik.
"Seperti tadi dijelaskan instalasi kabel listriknya, mengontrol kabelnya yang sebenarnya ada masanya berapa tahun, seperti tadi dijelaskan kabel PLN itu masa berlakunya 20 tahun harus diganti," ujarnya.
Peserta mengikuti kesiapsiagaan bencana kebakaran sebanyak 35 orang. Mereka terdiri atas perwakilan lima RW di Kelurahan Karangtempel, perwakilan dari warga setempat, PKK, dan pedagang kaki lima di wilayah setempat. (fjr)
(and_)