BOYOLALI, solotrust.com - Protes penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terus berlanjut di berbagai daerah. Demikian pula di Boyolali, ratusan mahasiswa dari Universitas Boyolali juga menggelar aksi serupa di depan kantor DPRD.
Melakukan long march sejauh 500 meter dari halaman Masjid Gede menuju kantor DPRD Boyolali, para peserta aksi demonstrasi mendapat pengawalan petugas kepolisian. Saat sampai di depan kantor DPRD, mereka lantas melakukan orasi dengan pengamanan ketat pihak kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Dalam aksinya, para mahasiswa melontarkan empat poin tuntutan, yakni menolak tegas kenaikan harga BBM bersubsidi, mendesak pemerintah bersungguh sungguh memberantas mafia minyak, meregulasikan subsidi BBM tepat sasaran, dan mendorong pemerintah membuka keterlibatan masyarakat dalam penyaluran BBM bersubsidi.
Usai berorasi di depan kantor DPRD, sejumlah perwakilan mahasiswa melakukan dialog dengan ketua DPRD Boyolali.
Menurut perwakilan peserta aksi, Latiful, kenaikan harga BBM membuat ekonomi masyarakat makin sulit.
“Efek dari kenaikan BBM tersebut kini masyarakat mulai terasa, apalagi masyarakat sempat mengalami masa sulit akibat pandemi,” kata dia kepada wartawan, Rabu (14/09/2022).
Sementara itu, Ketua DPRD Boyolali, Marsono, mengatakan tututan mahasiswa sangat progresif. Mereka menyuarakan keterlibatan masyarakat dalam pembagian subsidi BBM.
“Sebenarnya kami hanya menerima dan menampung aspirasi mereka. Kewenangan kenaikan BBM ada di pemerintah pusat,” ucapnya.
Usai berorasi dan menyampaikan aspirasinya ke ketua DPRD Boyolali, ratusan mahasiswa selanjutnya membubarkan diri dengan tertib. (jaka)
(and_)