Hard News

Ketua DPR RI Salurkan 1.000 Paket Beras, 4 Kursi Roda, dan 2 Alat Bantu Dengar ke Warga Kratonan Solo

Sosial dan Politik

3 Oktober 2022 11:45 WIB

Ketua DPR RI Puan Maharani didampingi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Bupati Sukoharjo Etik Suryani melakukan kunjungan kerja di kawasan Kratonan Solo, Minggu (2/10) untuk memberikan sejumlah bantuan pada warga. (Foto: Dok. Solotrust.com/riz)

SOLO, solotrust.com – Ketua Dean Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Puan Maharani menyalurkan sejumlah 1.000 paket beras 5 kilogram (Kg), 4 kursi roda dan 2 alat bantu dengar ke warga Kratonan, Serengan, Solo, saat melalukan kunjungan kerja, pada Minggu (2/10) pagi.

Puan datang ke lokasi menggenakan pakaian berwarna hitam, sekira pukul 10.12 WIB didampingi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Bupati Sukoharjo Etik Suryani, dan sejumlah pejabat lain.



"Bertemu dengan masyarakat di Solo di dalam kampungnya bersama dengan Pak Wali Kota saya bisa melihat kebetulan ada beberapa lansia, orang tua yang membutuhkan kursi roda sudah kami berikan bantuan," kata Puan, Minggu (2/10) di tengah kunjungan.

Selain memberikan bantuan, Puan juga menilik kondisi perkampungan tersebut. Ia mengungkapkan, kunjungan kali ini ia gunakan untuk mendengarkan aspirasi masyarakat secara langsung.

Pada kesempatan kali itu, ia menilai kondisi perkampungan sekitar sudah tertata cukup baik. Hanya saja, ia meminta pembenahan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Solo terkait beberapa rumah yang masih minim ventilasi.

Menurutnya, diperlukan koordinasi pemkot dengan wilayah terkait hal itu.

"Ya berharap bahwa diperhatikan, kemudian kampungnya bisa dijaga kebersihannya ada sinergi dan koordinasi antara pemda, pemkot, dengan mereka," tuturnya.

Salah satu penerima bantuan, Sri Wahyuni, mengaku senang dengan kunjungan Puan tersebut. Pada kesempatan kali ini, ia mendapat bantuan alat bantu dengar, paket beras, dan sejumlah uang tunai.

Sri Wahyuni mengungkapkan, ia mengalami gangguan pendengaran di telinga sebelah kiri selama lebih dari sepuluh tahun. Ia mengaku tak melakukan perawatan dan tak mampu membeli alat bantu dengar.

Terakhir kali ini ia melakukan pemeriksaan saat pertama kali mengalami gangguan tersebut.

"Terganggunya sudah lama, saya periksakan ke RS Dr Moewardi katanya ada tulang yang bengkok, harus pakai alat bantu pendengaran. Sudah lama, sudah sepuluh tahun lebih, dipanggil enggak dengar-dengar," terangnya kepada Solotrust.com.

"Enggak ada perawatan, kalau dulu-dulu diperiksakan ada tulang yang bengkok," tambahnya.

Ia mengungkapkan, selama itu, gangguan pendengarannya cukup menganggu orang lain. Ia sehari-hari bekerja di warung sate.

"Menganggu orang lain, suka jengkel, bekerja juga rekan-rekan nggak nyambung," katanya.

Setelah diberi bantuan, ia mengungkapkan pendengarannya sudah kembali normal. Ia mengaku akan nyaman berkomunikasi menggunakan alat bantu itu.

"Kalau pakai ini nyaman, ngomong pelan saja sudah kedengaran. Terima kasih atas bantuannya, kalau beli sendiri harganya tidak terjangkau," ungkapnya. (dks)

(zend)