Hard News

Berkebaya hingga Usia Senja: Nyaman dan Tak Mudah Rusak

Jateng & DIY

03 Oktober 2022 16:05 WIB

Sejak tahun 1960 Tuginem yang berprofesi sebagai penjual tenongan di Pasar Gede Solo mengenakan kebaya sebagai busana sehari-hari. (Foto: Dok. Solotrust.com/akh)

SOLO, solotrust.com – Di usia senjanya, Tuginem, penjajak kue atau biasa disebut tenongan keliling di Pasar Gede masih setia menggunakan busana kebaya.

Sejak tahun 1960, saat itu Tuginem berumur 13 tahun, kebaya tak lepas dari gaya busananya sehari-hari. Tuginem kecil kala itu telah yatim piatu dan putus sekolah sehingga berjualan beragam makanan dengan menyusuri lorong-lorong pasar Gede Solo untuk kehidupan sehari-hari.



Saat berbincang dengan Solotrust.com, Tuginem mengungkapkan ia merasa nyaman mengenakan kebaya, terlebih busana tersebut awet karena tidak mudah rusak.

Ia menyayangkan masa kini yang tak banyak perempuan menggunakan kebaya untuk busana sehari-hari.

"Untuk saat ini sudah jarang sekali lho orang-orang pakai kebaya. Paling cuma di acara tertentu saja kalau pada pakaian kebaya,” ungkap Tuginem.

Tuginem menyoroti budaya kebaya yang harus dijaga dan dilestarikan agar tak hanyut dimakan masa. Terlebih saat ini model kebaya dikreasikan menjadi lebih modern, sehingga kebaya kuno seperti yang dikenakannya kurang diminati.

"Sekarang temen simbah cuma bisa dihitung jari aja yang masih pakai kebaya, kebanyakan sudah pakai daster, makanya itu simbah tetep pakai kebaya biar jadi ciri khas di pasar,” ceritanya. (akh)

(zend)