SEMARANG, solotrust.com - Ada dua seni budaya di Kota Semarang yang beberapa waktu lalu ditetapkan sebagai Warisan Budaya tak benda (WBtb) oleh Kementerian Kemendikbud Ristek RI. Keduanya yakni Wayang Wong Ngesti Pandowo dan Warak Ngendog.
Seperti diketahui bersama bahwa saat ini Warak Ngendog merupakan ikon bagi Kota Semarang. Seni budaya ini berupa mainan berbentuk kepala naga, berleher onta dan berbadan kambing.
Menurut penuturan Sub Koordinator Sejarah dan Cagar Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Haryadi Dwi Prasetyo, penetapan WBtb sempat dipertanyakan oleh tim dari Kemendikbud Ristek.
Saat sidang penetapan, tim WBtb mempertanyakan kaitan antara Warak Ngendog dan pasar malam Dugderan. Karena keberadaan Warak Ngendog sama-sama dijumpai ketika pasar malam di Dugderan.
"Ada satu hal yang kemarin dikonfirmasi, apakah Warak ini sama dengan Dugderan, itu yang perlu di konfirmasi dari WBtb," ujarnya saat ditemui di kantor, Jumat (7/20).
Dirinya lalu menjelaskan jika keduanya berbeda, namun Warak Ngendog dan Dugderan berangkat dari era yang sama.
Budaya Dugderan adalah memori kolektif yang sudah melekat di benak masyarakat dan dirayakan di setiap tahun.
"Di Dugderan ada sebuah perjalanan prosesi kirab atau arak-arakan,” tuturnya.
Sedangkan Warak Ngendok adalah ikon atau maskot Kota Semarang yang keberadaan saling menguatkan dengan perayaan Dugderan.
"Warak Ngendog mencerminkan harmoni yang ada di Kota Semarang dengan visual kepala naga, lehernya onta dan tubuhnya adalah kambing atau domba yang itu memang menggambarkan simbol-simbol elastisitas yang ada di Kota Semarang sekitar Cina, Jawa, dan Arab," paparnya.
Lebih lanjut, proses perjalanan itulah yang pada akhirnya menjadi sebuah data yang menguatkan Warak Ngendog terpilih jadi WBtb.
Pihaknya telah melakukan inventarisasi kegiatan yang ada di 16 Kecamatan serta 177 kelurahan di Kota Semarang.
Di sisi lain, dirinya bersama tim terus mendata dan berupaya mengembangkan berbagai budaya yang ada di Kota Semarang.
"Kami sudah data ada sekitar 200 seni budaya di Kota Semarang, yang sudah ditelusuri sudah 187, cukup banyak ternyata, dan masih perlu digali lagi dan diinventariskan," pungkasnya. (fj)
(zend)