Hard News

Asal Usul Desa Bandung di Boyolali, Berawal dari Sebuah Bendungan

Jateng & DIY

28 Desember 2022 22:01 WIB

Desa Bandung, Kecamatan Wonosamodro, Kabupaten Boyolali. (Foto: Dok. solotrust.com/jaka)

BOYOLALI, solotrust.com - Asal usul Desa Bandung, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. Menurut cerita warga setempat, Desa Bandung berasal dari kata bendungan di mana daerah tersebut terdapat anakan Sungai Serang membentang hingga ke Sungai Bengawan Solo.

Konon katanya, nama bendungan yang akan dibangun tersebut menjadikan nama Desa Bandung yang berada di ujung Kabupaten Boyolali bagian Utara. Desa ini apabila ditempuh dengan kendaraan roda dua berkisar 1,5 hingga dua jam dari Kota Boyolali



"Menurut cerita nenek moyang dulu, asal usul Desa Bandung ini berawal ada sebuah bendungan berukuran besar. Bendungan tersebut dibuat agar warga di sini tidak terkena arus sungai. Namun, justru bendungan itu juga nggak jadi dibuat, terus desa ini dinamakan Desa Bandung," beber warga Desa Bandung, Gunalan kepada solotrust.com beberapa waktu lalu.

Ia menyebut, Desa Bandung di Kecamatan Wonosegoro, Boyolali menyerupai nama Kota Bandung di Jawa Barat. Demikian pula nama Sungai Serang juga menyerupai Kota Serang di Jawa Barat.

"Bandung di sini beda dengan Bandung Jawa Barat sana, ada pula Sungai Serang juga menyerupai Kota Serang Jawa Barat sana. Bandung di sini hanya sebuah kampung kecil yang sering terkena banjir, tapi yang terkena banjir hanya di bagian pinggir sungai," kata Gunalan.

Desa Bandung Kecamatan Wonosegoro berada di ujung Kabupaten Boyolali bagian Utara, berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Semarang dan Kabupaten Purwodadi.

"Di sini daerah pertanian, rata-rata penduduknya sebagai petani dan peternak sapi maupun kambing. Pertaniannya lumayan subur dibanding tempat lainnya. Di sini memang berdekatan dengan daerah Kabupaten Semarang dan Purwodadi. Orang sini kalau ke kota ya jauh, ke Boyolali juga jauh, sekitar 1,5 jam kalau naik motor," terang Gunalan.

Menurut sejarah, sungai anakan Serang tersebut sempat terjadi banjir bandang menerjang sebuah perkampungan hingga warganya berpindah tempat. Banjir itu terjadi pada 1970-an silam.

"Dulu itu sungainya nggak sebesar itu, tapi karena terkikis banjir lama-lama sungainya menjadi besar. Ya, kalau menurut cerita pada tahun 1970-an ada beberapa rumah yang pindah tempat karena diterjang banjir," jelas Gunalan.

Sementara itu, menurut Kepala Desa Bandung, Rahmad Handoyo, ada beberapa rumah mengalami terjangan banjir. Kini rumah-rumah tersebut sudah dipindahkan ke tempat lain. Ada satu rumah sengaja dibuat warga secara gotong royong di tanah khas desa.

"Ada satu warga yang terdampak banjir, rumahnya terkikis air sungai. Inisiatif warga dan pemerintah desa di tempatkan di tanah kas desa. Kami gotong royong bersama warga di sini karena mereka tidak memiliki tanah lagi," katanya.

Rahmad Handoyo juga berterima kasih kepada pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta Pertamina yang sudah memberikan bantuan alat pendeteksi dini bahaya banjir musiman di desanya.

"Kami mewakili warga di sini mengucapakan terima kasih atas terpasangnya alat pendeteksi dini banjir. Semoga dengan alat ini warga menjadi tahu apabila ada banjir besar yang membahayakan," pungkasnya. (jaka)

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya