SEMARANG, solotrust.com - Sebanyak 18 orang alumni Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (Poltekip) angkatan 53 akan menjalankan tugas di beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan di Wilayah Jawa Tengah.
Sebelum terjun ke lapangan, para kader pemimpin pemasyarakatan itu lebih dulu mendapatkan pembekalan dari Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenkumham Jateng A Yuspahruddin dan Kepala Divisi Pemasyarakatan Supriyanto, Senin (16/01/2023).
Penguatan kali ini juga diikuti Kepala Divisi Administrasi Hajrianor, Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Nur Ichwan, dan pejabat administrasi Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Tengah.
Pada kegiatan berlangsung di aula Kresna Basudewa Kantor Wilayah itu, A Yuspahruddin menjelaskan bagaimana menjadi aparatur sipil negara (ASN) pro aktif. Menurutnya, setidaknya ada empat hal harus dimiliki untuk menjadi ASN pro aktif.
Pertama, memiliki kemampuan menyelesaikan masalah sebelum masalah itu terjadi atau biasa dikenal dengan deteksi dini.
"Anda harus pandai mengidentifikasi risiko. Risiko itu kan barang yang belum terjadi, jadi harus pandai menyusun mitigasi," ungkap alumni AKIP angkatan 17 itu dalam keterangan tertulis diterima solotrust.com.
Kedua, yakni memiliki inovasi. Menemukan hal baru atau melakukan berbagai pembaruan di lingkungan kerja adalah wajib. Inovasi dapat membantu instansi lebih efisien dalam bekerja sebab mampu memberikan suasana bekerja lebih efisien, sehingga produktivitas jadi meningkat dan makin cepat selesai.
"Anda harus memiliki inovasi. Kalau anda tidak memiliki inovasi celaka hidupnya, inovasi itu hal yang wajib," ujarnya.
Ketiga, harus memiliki voice behavior, yakni kesediaan untuk memberikan ide dan pemikiran berkaitan proses kerja di satuan kerja masing-masing.
"Harus berani bersuara untuk memberikan pendapat bagi instansi. Anda harus belajar seluas-luasnya agar dapat memberikan inovasi yang berguna," tutur Yuspahruddin.
Keempat, memiliki kemampuan mengambil alih pekerjaan. Menurut Yuspahruddin, kemampuan ini merupakan hal paling sulit. Pasalnya, mengambil alih pekerjaan di saat rekan kerja lain tidak bisa, memerlukan pengetahuan luas perihal berbagai jenis tugas.
"Semisal dalam suatu apel, komandan apelnya berhalangan hadir, kalian harus berani mengambil alih tugas tersebut," jelas Yuspahruddin.
"Namun, anda harus tahu juga tugas menjadi komandan apel itu seperti apa, begitu pun dengan tugas yang lainnya," sambungnya menutup arahan.
Sementara itu, pentingnya menjaga integritas dalam pelaksanaan tugas menjadi asupan yang disampaikan Kepala Divisi Pemasyarakatan, Supriyanto kepada alumni Poltekip 53 yang akan bertugas di Jawa Tengah. Ia menjelaskan akan percuma pelajaran yang sudah dipelajari selama empat tahun di Poltekip hilang karena kurangnya integritas.
"Adik-adik semua harus berintegritas. Kalian pintar, kalian pandai, kalau tidak punya integritas kalian hancur," ucap Supriyanto tegas.
"Kalau ada perintah senior yang tidak sesuai dengan ketentuan jangan dilakukan, kalau kalian takut, laporkan saya," lanjutnya.
Hal lainnya, Supriyanto menjabarkan pelaksanaan prinsip dasar pemasyarakatan 3+1 deteksi dini, berantas peredaran narkotika, sinergitas dan back to basics masih menjadi senjata utama mewujudkan pelaksanaan pemasyarakatan yang PASTI.
"Kuncinya adalah cepat temukan masalahnya dan cepat selesaikan masalah di UPT masing-masing," tutur Supriyanto.
"Apabila ada masalah di lapangan yang terlalu sulit untuk ditangani, sampaikan kepada senior di sana atau sampaikan langsung kepada kantor wilayah," tandas alumni AKIP angkatan 20 itu.
(and_)