Hard News

DPR Semprot Bos Smelter Nikel China saat Rapat, Ada Apa?

Nasional

09 Juni 2023 17:05 WIB

Gedung DPR RI (Foto: Dok. Istimewa/repositori.dpr.go.id/)

Solotrust.com - Komisi VII DPR RI bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Kementrian Perindustrian (Kemenperin) melangsungkan rapat dengar pendapat (RDP) komisi energi mengenai tata kelola niaga nikel, Kamis (08/06/2023). Komisi VII DPR RI mengingatkan para bos perusahaan smelter nikel asal China dalam rapat untuk berbicara dalam bahasa Indonesia.

Wakil Ketua Komisi VII DPR, Eddy Soeparno sebagai pemimpin rapat, mulanya meminta masing-masing bos smelter memperkenalkan diri dan perusahaannya. Namun, beberapa dari mereka berbicara menggunakan Bahasa Inggris dan Mandarin.



Eddy Soeparno pun menegurnya sebab sidang parlemen harus diikuti dengan Bahasa Indonesia. Selain itu, ia kesal lantaran mereka pun tak inisiatif membawa penerjemah.

“Ini adalah aturan sehingga Anda harus diwakili oleh seorang yang dapat berbicara dalam Bahasa Indonesia. Kami akan menunggu presentasi Anda, jadi harap orang (penerjemah) Anda hadir di ruangan ini,” Eddy Soeparno menegaskan, dikutip dari sebuah sumber.

Beberapa direktur utama (Dirut) yang hadir dari perusahaan smelter China, akhirnya ditemani penerjemah atau manajer komunikasi perusahaan saat menyampaikan pemaparan mereka. Salah satunya dirut PT Wanxiang Nickel Indonesia ditemani manajer komunikasi perusahaan.

“Selamat pagi bapak ibu semua, saya Dana selaku assistant manager humas membawa Pak Lee sebagai dirut. Beliau tidak bisa Bahasa Indonesia Pak, saya yang akan sampaikan ke beliau,” kata dia, dikutip dari sebuah sumber.

Dalam rapat itu, sebanyak 20 direktur utama perusahaan smelter nikel diundang, namun terdapat empat dirut perusahaan mangkir. Empat perusahaan itu, di antaranya PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel, PT Dexin Steel Indonesia, PT Weda Bay Nickel, dan PT Dragon Nickel Industry.

(and_)