Ekonomi & Bisnis

Disabilitas di Boyolali Dapat Pendampingan Budidaya Sayuran dan Peternakan dari Patra Niaga

Ekonomi & Bisnis

21 September 2023 12:01 WIB

Disabilitas di Boyolali melakukan budidaya tanaman sayuran. (Foto: Dok. solotrust.com/jaka)

BOYOLALI, solotrust.com- Keterbatasan fisik tak memengaruhi semangat para disabilitas  di kaki Gunung Merapi, tepatnya Desa Keposong, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali dalam melakukan budidaya tanaman sayuran serta peternakan hingga pengolahan limbah kotoran sapi menghasilkan biogas rumah tangga.

Pendamping disabilitas Kecamatan Tamansari, Hariono mengatakan, para disabilitas mendapatkan pelatihan dari pendamping tingkat kecamatan serta program corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) dari Pertamina Patra Niaga Terminal Boyolali. Mereka selanjutnya melakukan praktik penanaman budidaya sayuran secara kelompok.



“Sebelumnya mereka mendapat pelatihan bagaimana cara menanam sayuran. Setelah itu memraktikkannya. Budidaya ini mendapat pendampingan dari CSR Pertamina Patra Niaga Terminal Boyolali,” katanya kepada solotrust.com, Kamis (21/09/2023).

Diungkapkan, tempat ini merupakan bagian pengolahan pertanian dan peternakan dari hulu hingga hilir. Pasalnya, sisa tanaman dapat dimanfaatkan untuk ternak. Di lain sisi, kotoran ternak juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman.

“Semua yang kami kelola di sini dapat dimanfaatkan. Sebagai contoh, sisa sayuran kami manfaatkan untuk ternak, kotoran ternak juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, bahkan kotoran sapi pun dapat diolah menjadi biogas,” jelas Hariono.  

Budidaya tanaman sayuran tanpa menggunakan tanah (hidroponik) nantinya dapat dikembangkan para disabilitas di lahan pekarangan rumahnya masing masing. Selain bertanam jenis sayuran, mereka juga diberikan pelatihan menanam tanaman buah buahan. 

“Ditanam di sini ada sawi dengan hidroponik, sedangkan tanaman jenis buah-buahan pakai tanah. Di sini sebagai tempat pelatihan saja, nantinya mereka dapat mengembangkannya di pekarangan rumah masing masing,” terang Hariono.

Selain budidaya tanaman sayuran dan buah, para disabilitas juga melakukan pengolahan limbah kotoran sapi.

"Setiap hari mereka bergiliran menyirami sayuran dan bibit buah-buahan. Biasanya mereka datang ke sini pada sore hari sekira jam empat sampai menjelang magrib. Ada juga yang datang pagi setelah aktivitas di rumah. Mereka juga mengolah limbah kotoran sapi yang dijadikan biogas,” urai Hariono. 

Hasil dari budidaya sayuran ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga kelompok, sisanya dijual untuk keberlangsungan kelompok itu sendiri.

“Kalau dikonsumsi semua hasil sayuran ini jelas sisa karena kelompok disabilitas di Kecamatan Tamansari ini hanya 24 orang. Jadi nanti sisanya dijual, hasilnya untuk kesejahteraan kelompok itu,” beber Hariono.

Salah seorang disabilitas, Suyadi mengaku senang dapat bergabung dengan kelompok disabilitas Kecamatan Tamansari dalam melakukan budidaya sayuran dan pengolahan limbah sapi.

“Tentunya banyak ilmu yang didapat dari tempat ini. Kalau kita menanam sayuran ini juga dapat mengurangi belanja sayuran setiap harinya, bahkan kita malah bisa menjualnya nanti,” ucap dia.

Dengan adanya tempat pelatihan budidaya sayuran dan pengolahan limbah kotoran sapi, Suyadi, merasa bersyukur. Pasalnya, selama ini hanya berkebun dan berladang mengandalkan turunnya hujan (ladang tadah hujan).

“Bertanam di ladang atau kebun selama ini hanya mengandalkan air hujan karena tanahnya kering dan tidak bisa ditanami. Setelah mendapatkan ilmu dari tempat ini, Insyaa Allah nanti saya kembangkan di pekarangan rumah,” ungkapnya.

Area Manager Communication, Relations dan CSR Regional Jawa Bagian Tengah Pertamina Patra Niaga Boyolali, Brasto Galih Nugroho mengatakan, wisata edukasi pertanian dan peternakan inklusi ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat melalui program berkelanjutan.

“Ini merupakan satu satunya program yang ada di Kabupaten Boyolali. Sementara di kecamatan ini merupakan peningkatan kesejahteraan ekonomi para disabilitas,” katanya di Desa Keposong.

Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah memberikan bantuan berupa pemanenan air hujan (PAH), biogas dikonversikan untuk listrik, peternakan ayam, peternakan kambing, rumah kaca hidroponik, peralatan tanaman serta bibit tanaman buah.

“Kami berharap adanya wisata edukasi pertanian dan kelompok peternakan inklusi ini dapat meningkatkan perekonomian dan sumber daya bagi kelompok Pandawa Patra Desa Keposong,” tambah Brasto Galih Nugroho.      

Terkait adanya wisata edukasi pertanian dan kelompok peternakan inklusi ini, Bupati Boyolali Muhammad Said Hidayat merespons baik.

“Aksi nyata berkelanjutan ini perlu diapresiasi. Sampai saat ini, mereka mempunyai program pendidikan, kesehatan, pemberdayaan kelompok penyandang disabilitas serta UMKM,” jelasnya.

Diutarakan, pengentasan kemiskinan bagi kelompok marginal tidak dapat dilakukan pemerintah sendiri, melainkan perlu berkolaborasi dengan berbagai pihak.

“Tentu harus ada aktor dari dunia bisnis. Mari kita sama-sama mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Boyolali ini. Semoga bantuan yang diberikan dapat bermanfaat bagi kelompok Pandawa Patra,” pungkas bupati. (jaka)

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya