Pend & Budaya

Mengenal Bunda Sugihastuti, Sosok Dosen Inspiratif, Penulis dan Editor Produktif

Pend & Budaya

05 Januari 2024 12:01 WIB

DR. Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum

SOLO, solotrust.com - Kawan, bersilaturahmi dan berliterasi dengan Ratulisa (rajin menulis dan  membaca) untuk membuka tabir semesta yang penuh cerita dan kenangan rindu di ujung senja.

Bunga mawar bunga melati, Bunda  Sugihastuti selalu terkenang di hati. Bunda Sugihastuti, siapa tidak mengenalnya? Saya yakin yang membaca dan mendengarkan tulisan ini saat dibaca atau dibacakan tentu sudah sangat mengenal sosok Bunda Sugihastuti dalam berbagai kesempatan sebelumnya.



Sosok wanita kharismatik dan keibuan dilahirkan 2 Januari 1959 lalu ini sebagai dosen, penulis, dan editor senior kreatif, produktif, dan inspiratif bagi multigenerasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Bunda Sugihastuti mengabdikan dirinya sebagai dosen Jurusan Sastra Indonesia FIB Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta sepanjang kariernya sebagai dosen. Pengabdian Bunda Sugihastuti dalam dunia pendidikan sebagai dosen tidak diragukan lagi. Hal itu dibuktikan melalui pengabdian Tri Dharma Perguruan Tinggi dan pencapian jabatan fungsional lektor kepala  IVC, pembina utama muda sejak 2006.

Ia memang tak pernah mau melanjutkan studi S-3, namun wawasan dan kemampuannya untuk mengurai kesemestaan wacana penuh aneka ragam cerita tidak kalah dengan para doktor yang menjelajahi semesta dengan berbagai keanekaragamannya.

Selain itu juga didukung karya-karyanya dalam bentuk buku ber-ISBN sejumlah 81 buku, artikel, dan ratusan buku yang telah disuntingnya. Sungguh pencapain luar biasa sebagai dosen, penulis, dan editor senior untuk dijadikan teladan bagi keluarga besar Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia (ADOBSI) serta keluarga besar Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia (PIBSI) Jateng dan DIY pada pelepasan Bunda Sugihastuti 7 Desember 2023.

Pencapaian ini sebagai bukti nyata Bunda Sugihastuti sebagai sosok dosen, penulis, editor, dan pegiat literasi dengan Ratulisa (rajin menulis dan membaca) sepanjang masa untuk multigenerasi NKRI di 38 provinsi wilayah NKRI.

Keheningan hati dan pikiran akan selalu membuka ruang untuk belajar dan membelajarkan diri bersama Bunda Sugihastuti dalam berbagai konteks kehidupan untuk menghasilkan rasa, cipta, dan karsa anak bangsa sepanjang masa.

Bunda Sugihastuti memiliki kebahagiaan tidak terbatas sepanjang masa bersama suaminya, Kangmas Djumarwan, yang pernah mengabdikan diri sebagai aparatur sipil negara (ASN) di FIS UNY. Kebahagiaan Bunda Sugihastuti bersama Kangmas Djumarwan dikaruniai dua putra, yakni Galuh Rahmi Pangesti dan Galih Aryo Nimpuno.

Keduanya sudah menikah dan dikarunia anak-anak saleha. Selain itu, kebahagaian itu dilengkapi dengan karunia kedua cucu yang manis, pintar, dan saleha membuat Bunda Sugihastuti semakin sujud syukur kepada-Nya dalam pelukan semesta sepanjang masa.

Keinginan untuk membuka ruang-ruang semesta kala senja menjadikan pemantik kebahagian tanpa batas sebagai wujud syukurnya kepada Tuhan yang Maha Esa. Saat bintang, bulan, dan matahari menyinari bumi sepanjang hari dengan segala riang gembira telah memberikan warna-warni kehidupan begitu ceria dan bahagia saat paripurna tiba.

Sosok Bunda Sugihastuti memiliki hobi memasak, menjahit, menyulam, dan bertanam tanaman hias telah mengukir sejarah untuk diri, keluarga, lembaga, dan Bangsa Indonesia dengan merajut kata yang memiliki berjuta makna.

Komitmen untuk terus berkarya tiada henti sebagai perwujudan teladan berkarakter bagi multigenerasi NKRI. Jiwa kepenulisan dan editor dimiliki Bunda Sugihastuti menjadi pemantik semangat untuk bersilaturahmi, berbagi, dan berliterasi dengan multigenerasi NKRI.

Bunda Sugihastuti sebagai sosok yang menjadi teladan untuk terus bersilaturahmi dengan berbagai kolega, kawan, sahabat, dan seluruh keluarga besar ADOBSI di 38 provinsi. Karya nyata silaturahmi Bunda Sugihastuti dibuktikan melalui komunikasi langsung dan tidak langsung melalui dialog, bedah buku, seminar nasional, dan diskusi terpumpun secara periodik, baik dalam situasi fomal maupun tidak formal. Selain itu, melalui komunikasi telepon dan fasilitas lain sebagai upaya untuk menjalin silaturahmi.

Kenangan terindah yang tidak terlupakan dari Bunda Sugihastuti, selalu mengirimi buku-buku baru yang ditulisnya melalui Mas Anang kepada saya di PBSI FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Sungguh luar biasa, Bunda Sugihastuti benar-benar sosok teladan, dosen, penulis, dan editor yang terus berliterasi dengan Ratulisa sepanjang masa.

Kiprah dan gerak langkah Bunda Sugihastuti untuk terus menyebarkan virus-virus positif kepenulisan dan editor bagi multigenerasi NKRI menjadi inspirasi tiada henti bagi multigenerasi NKRI. Ruang-ruang kesemestaan telah terbuka untuk bercerita dan menyimpan kenangan sepanjang masa akan karya-karya nyata sebagai perwujudan literasi dengan Ratulisa di istana Arfuzh Ratulisa sepanjang masa.

Komitmen Bunda Sugihastuti untuk terus bersilaturahmi dan berbagi kepada multigenerasi NKRI akan selalu ikut serta menyinari dunia, seperti bintang, bulan, dan matahari menyinari bumi sepanjang hari, baik tampak maupun tidak tampak oleh manusia sepanjang masa.

Akhirnya hanya ucapan selamat, sukses,  berbahagia bersama keluarga, dan doa terbaik untuk Bunda Sugihastuti dan keluarga tercinta. Selanjutnya, lanjutkan karya besarmu untuk dapat melukis cerita indah di ujung senja sebagai cerita dan kenangan indah memesona dalam pelukan semesta sepanjang masa untuk multigenerasi NKRI.

“Mimpi dan imajinasi lebih kuat dari pengetahuan kita untuk diceritakan dan dikenang sepanjang masa dalam kesemestaan ruang dan gerak langkah manusia kala senja menuju ke peraduannya”

Kupang NTT, 18 November 2023

* Oleh: DR. Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum. Penulis adalah Dosen PBSI FKIP UNS, Ketua Umum ADOBSI, & Penggiat LIterasi Arfuzh Ratulisa

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya