Serba serbi

Rupiah Melemah, Kemenparekraf Ajak Wisata #DiIndonesiaAja

Wisata & Kuliner

25 Juni 2024 14:38 WIB

Ilustrasi (Foto: Pixabay/innokurnia)

JAKARTA, solotrust.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mengajak masyarakat berwisata #DiindonesiaAja dalam kondisi melemahnya nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar AS.

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya dalam "The Weekly Brief with Sandi Uno" di Jakarta, Senin (24/06/2024), menjelaskan pergerakan wisatawan Nusantara bisa menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dari sisi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.



Kemenparekraf/Baparekraf turut berupaya menguatkan kembali nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dari sisi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Salah satunya dengan meningkatkan pergerakan wisatawan Nusantara dengan menunda perjalanan ke luar negeri dan berwisata #DiIndonesiaAja.

"Pasalnya, ini merupakan kebocoran devisa serta kita akan lebih berupaya untuk mendatangkan wisatawan mancanegara lebih banyak karena akan mendatangkan devisa," kata Nia Niscaya, dilansir dari laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kemenparekraf.go.id.

“Wisnus (Wisatawan Nusantara) ini penting, ibaratnya kantong kanan dan kantong kiri, terjadi pergerakan ekonomi antarkantong. Sementara, jika wisman (wisatawan mancanegara) itu ibaratnya kantong uang yang bertambah (devisa),” sambung dia.

Sektor pariwisata merupakan salah satu penopang perekonomian Indonesia dan menjadi penyumbang devisa utama.

“Oleh karena itu, saya ingin sampaikan berliburlah di Indonesia. Ketika kita berlibur ke luar negeri, artinya devisa kita bocor, padahal kita perlu banget devisa. Kita perlu menambah devisa dengan meningkatkan wisman,” tutur Nia Niscaya.

Disebutkan, wisnus memiliki tingkat belanja cukup tinggi ketika berlibur, di antaranya 22,82 persen untuk akomodasi, 17, 69 persen untuk makanan dan minuman, 20,93 persen untuk angkutan, 9,33 persen di cendera mata, pengeluaran untuk belanja 8,24 persen, dan untuk jasa hiburan 7,28 persen.

“Wisnus sudah mulai ada perubahan kalau dahulu menginap di rumah saudara karakteristiknya, sekarang tidak, mereka sudah menggunakan hotel. Selain itu, konsumsi makanan yang dahulu membawa bekal, kini mereka pergi ke resto atau tempat makan,” kata Nia Niscaya.

Wisnus dan wisman dapat meningkatkan kontribusi sektor pariwisata terhadap produk domestik bruto (PDB) atau keduanya memiliki peranan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, pergerakan wisnus untuk pergerakan ekonomi, sedangkan pergerakan wisman untuk meningkatkan devisa.

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya