DUNUNGKIDUL, solotrust.com - Balai Desa Sambirejo, Ngawen, Gunungkidul, menjadi lokasi pelatihan pemanfaatan sumber pangan lokal untuk pencegahan stunting. Kegiatan ini diberi nama Pemanfaatan Daun Kelor, Tiwul, dan Lele (KETILE) Menjadi Bahan Pembuat Makanan Sumber Energi dan Protein Berbasis Kearifan Lokal untuk Remaja Putri (Rematri) sebagai Salah Satu Upaya Pencegahan Stunting Sejak Dini.
Diadakan pada Minggu (01/09/2024), acara ini difokuskan karena Desa Sambirejo merupakan salah satu daerah lokus stunting di Kabupaten Gunung Kidul. Kegiatan pelatihan dibuka Camat Ngawen, Sugito dan diselenggarakan Tim Pengabdian Masyarakat (PkM) Program Pengembangan Desa Sehat (PPDS) dari Poltekkes Kemenkes Surakarta dan Yogyakarta dengan penanggung jawab Direktur Poltekkes, Sudiro.
Dalam pelatihan, peserta mendapatkan materi tentang anemia, KEK, dan stunting, serta demonstrasi pembuatan berbagai produk olahan pangan, seperti tepung lele, tepung singkong, tepung kelor, cilok lele, keripik stik lele, dan es krim kelor. Selain itu, peserta juga mendapatkan materi mengenai konsep pemasaran dan packaging produk wirausaha berbasis kearifan lokal dari narasumber dosen UMY, Veri Widodo.
Dalam sambutannya, Camat Ngawen, Sugito, menyatakan program pengabdian seperti ini sangat penting digalakkan.
“Kami panewu Kapanewonan Ngawen Kabupaten Gunung Kidul mengucapkan terima kasih. Saya sangat terkesan dengan program pengabdian masyarakat dari Poltekkes Surakarta dan Poltekkes Yogyakarta yang menginisiasi bagaimana kita untuk menurunkan angka stunting yang secara prevalensi agak tinggi. Kami berharap program ini berkelanjutan dan tidak hanya berhenti sampai di sini,” ungkapnya, Minggu (01/09/2024).
"Kemudian melalui inovasi-inovasi programnya dengan pemanfaatan bahan yang ada melalui peningkatan gizi untuk meningkatkan inovasi-inovasi pembuatan makanan yang Insyaa Allah untuk peningkatan gizi warga di wilayah Sambirejo," tambahnya.
Kepala Puskesmas Ngawen II, Pudastuty juga memberikan apresiasi serta harapan agar program dijalankan secara rutin.
“Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan suatu bentuk nyata kepedulian terhadap masyarakat, khususnya dalam hal penanganan stunting di wilayah kami. Harapan kami, kegiatan ini bisa berkelanjutan dan tidak hanya fokus pada stunting, tetapi juga pada permasalahan kesehatan lain,” ujarnya.
Kepala Desa Sambirejo, Paryati menambahkan program positif seperti ini diharapkan akan berdampak besar untuk kehidupan masyarakat.
“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Poltekkes Surakarta dan Yogyakarta atas pelaksanaan kegiatan ini. Kami berharap program ini akan membawa perubahan positif dalam kesehatan masyarakat dan akan terus berlanjut,” ucapnya.
Kegiatan ini juga dilakukan dengan serah terima investasi berupa paket pelatihan, bahan pembuatan olahan pangan, bibit lele, dan bibit kelor kepada kepala Desa Sambirejo, serta penandatanganan nota komitmen untuk mendukung pelaksanaan kegiatan PPDS. Kegiatan diakhiri dengan menyusun rencana tindak lanjut antara tim PkM PPDS dengan peserta pelatihan.
Penyelenggara Kegiatan
Tim Pengabdian Masyarakat PPDS dari Poltekkes Kemenkes Surakarta dan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, yakni Triwik Sri Mulati, M.Mid; Susilo Wirawan, SKM, MPH; Titik Lestari, S.Kep.Ns. M.Sc; Dyah Noviawati Setya Arum, S.Si.T, Bdn, M.Keb; Dr.Sri Wahyuni, M.Mid dan Lutfiana Puspitasari, SSiT, Bdn, MPH sebagai mitra pelaksana.
Kegiatan ini juga melibatkan tim pendukung, yakni Yuniar Indo Masadi, SKM; Muftikha Khoiri Rahmawati, A.Md; Lilis Setyaningsih, S.Tr.Gz; Dina Fadilah, S.Tr.Gz; mahasiswa Jurusan Kebidanan (Alya Nurfatmah, Nabila Nur Hikma Nu'ma, Cindy Nurul Azizah), mahasiswa Jurusan Jamu (Surya Indra Jaya, Alan Huga Abdullah, Reza Satria Setiawan); mahasiswa Jurusan Gizi (Zenia Pramesty, Aulika Citra Pertiwi, Luthfia Miftahurrahmah Daroini), bidan koordinator Puskesmas Ngawen II (ibu Listiyani Ritawati, STr.keb,Bdn) serta Kamituwo Desa Sambirejo (Bapak Banteng).
(and_)