SOLO, solotrust.com - Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Solo, Wawanto melaporkan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo dan putranya Dian ke Polresta Solo atas ancaman pembunuhan, Selasa (03/08/2024).
Wawanto saat diwawancarai mengungkapkan, ia melaporkan Rudi, sapaan FX Hadi Rudyatmo karena merasa diancam dan telah mendapatkan perlakuan tindak kekerasan. Peristiwa itu terjadi pada 29 Agustus 2024, sekira pukul 12:00 WIB atau sebelum PDIP Solo mendaftarkan calon diusung, yakni Teguh Prakosa dan Bambang Gage.
"Insiden yang terjadi tanggal 29 kemarin di girli (pinggir kali) corner, saya sudah merasa diancam dan sudah ada tindakan untuk menyakiti diri saya, bahkan sudah ada ancaman pembunuhan," ungkapnya di Mapolresta Solo, Selasa (03/09/2024).
Wawanto memaparkan, jika pada Kamis (29/08/2024) seluruh kader yang mendaftarkan diri ke PDIP sebagai calon wali kota dan wakil wali kota mendapatkan undangan dari FX. Hadi Rudyatmo untuk melakukan koordinasi terkait surat rekomendasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Solo 2024. Pada waktu itu diputuskan pasangan Teguh Prakosa dan Bambang Gage diusung PDIP Solo.
"Kami sampaikan kepada beliau bahwa dengan turunnya rekomendasi, teman-teman menyatakan kecewa lalu menyatakan sikap masing-masing. Saya menyatakan tidak akan ikut tim pemenangan," ucapnya.
Wawanto menyebut, Rudi menanggapi sikapnya itu dengan emosi. Ia mengaku sempat akan dipukul, namun dicegah salah seorang kader.
"Saya juga tidak tahu tiba-tiba (Rudy) naik pitam. Berdiri menyerang saya sambil nunjuk-nunjuk kepada saya. Waktu itu saya masih tetap duduk 'tak pateni-tak pateni'. Sudah mau mukul saya, namun dilerai sama teman-teman," kata Wawanto.
"Begitu kuatnya Pak Rudy berontak lepas dari pegangan teman-teman. Lalu dia bilang kursi mau dihantamkan ke saya, namun kursi itu bisa direbut sama Mucus," lanjut dia.
Saat keluar dari forum, sambung Wawanto, putra Rudy bersama empat orang yang nongkrong di warung tiba-tiba menyerang.
"Rheo itu sempat mukul saya dan masih bisa saya tangkis. Setelah itu kami digiring keluar oleh teman-teman," beber dia.
Wawanto menegaskan, Rudy dan putranya Dian, ia laporkan ke polisi atas kejadian itu dengan tuduhan ancaman pembunuhan. Kendati demikian, ia tak melampirkan bukti apa pun saat membuat laporan.
"Tidak ada (bukti), tidak ada media, tidak ada liputan apa pun, tapi saya yakin di sana ada CCTV-nya. Teman-teman yang datang sudah saya tulis semua, termasuk Pak Purwono, Taufik," tutup dia.
Laporan itu juga telah mendapatkan balasan tanda terima dari pihak Polresta Solo. (add)
(and_)