BOYOLALI, solotrust.com - Keterbatasan fisik tak menyurutkan semangat Parjono, warga yang tinggal di kaki Gunung Merbabu Boyolali, Jawa Tengah, tepatnya di Desa Selodoko, Kecamatan Ampel.
Parjono kesehariannya sebagai penyuplai gas elpiji melon ke rumah rumah warga dengan kendaraan roda tiga sejak 2020 hingga sekarang. Kendati penghasilannya tak menentu, namun ia tetap semangat menjalani hidupnya.
Di Selodoko, pria 43 tahun itu tinggal serumah dengan orangtuanya. Kendati begitu, ia tak mau merepotkan orangtua maupun saudaranya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Parjono mengatakan, sampai saat ini masih menjadi penyuplai gas ke masyarakat Desa Selodoko dan juga warga yang memiliki usaha kecil.
“Saya seorang disabilitas, sampai saat ini masih menjadi penyuplai gas melon ke masyarakat dan juga usaha kecil, seperti penjual keripik dan juga jajanan anak anak,” katanya saat ditemui wartawan, Kamis (31/10/2024).
Parjono menceritakan, dirinya sempat terjatuh dari pohon hingga mengakibatkan kelumpuhan pada kedua kakinya. Alhasil, hingga kini harus menggunakan kursi roda, termasuk melakukan aktivitasnya sehari hari.
“Sejak mendapat musibah jatuh dari pohon dan sempat mengalami kelumpuhan pada bagian kaki, saya dulu sempat tak memiliki semangat hidup. Saya mau kerja apalagi,” bilang dia.
Akibat kejadian itu, Parjono memutuskan melakukan aktivitas semampunya. Pertemuan dengan disabilitas lain di wilayah Kecamatan Ampel, Boyolali membuat dirinya merasa punya teman senasib.
Dalam pertemuan itu, Parjono mengaku sempat melakukan kerja sama dan membentuk kelompok penyandang disabilitas Ampel sebagai penyuplai gas elpiji ke masyarakat. Namun, kelompok penyuplai gas itu tak berjalan lama, akhirnya Parjono menjalani aktivitasnya sendirian.
“Setelah bertemu teman disabilitas lain, saya mendapat bantuan corporate social responsibility (CSR) dari Pertamina sebagai penyuplai gas. Pertama mendapat bright gas, tapi karena kurang jalan, sekarang jualnya gas melon. Dulu pernah membentuk kelompok, tapi sekarang tinggal saya sendiri,” ucap dia.
Parjono menambahkan, sampai saat ini pelanggan sudah 20 orang dan setiap harinya mengirim ke warga dua sampai lima gas melon.
“Kalau langganan ada 20 orang, tapi sehari hanya kirim dua sampai lima gas. Itu pun kalau ada yang manggil,” bilang dia.
Menurut Sardi yang juga penyandang disabilitas, berlangganan gas elpiji tiga kilogram bersama Parjono sudah cukup lama.
“Saya langganan sama Mas Jon sudah lama, ya daripada ambil dengan lainnya mending ambil punya teman sendiri. Kalau sama Mas Jon ini diantar sampai rumah, nanti kalau kesulitan memasangnya dia juga mau membantunya,” kata Sardi. (jaka)
(and_)