Hard News

Pengembangan Kompetensi Tim Efektif SISDALAK P5RA, Kakanwil Kemenag Jateng Sampaikan Strategi Madrasah Rahmatan Lil Alamin

Jateng & DIY

15 November 2024 18:01 WIB

Kakanwil Kemenag Jateng Mustain Ahmad memimpin langsung pengembangan kompetensi tim efektif Sistem Pengendalian Pelaksanan (SISDALAK) Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Rahmatan Lil Alamin (P5RA). (Foto: Dok. Istimewa)

WONOSOBO, solotrust.com - Kakanwil Kemenag Jateng Musta'in Ahmad memimpin langsung pengembangan kompetensi tim efektif Sistem Pengendalian Pelaksanan (SISDALAK) Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Rahmatan Lil Alamin (P5RA). Kegiatan dilaksanakan selama tiga hari di Tambi Tea Resort Wonosobo pada 13 hingga 15 November 2024.

Kakanwil Musta'in Ahmad menjadi peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) I Angkatan LXI. Pelatihan diadakan Lembaga Administrasi Negara (LAN). Bersama tim efektif melakukan pengembangan kompetensi relevan dengan tema proyek perubahan (Proper) telah diambil. Proper bertajuk ‘Pembangunan SISDALAK P5RA di Lingkungan Madrasah Kementerian Agama’.



Kakanwil mengatakan tujuan hidup Merdeka, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Tanda orang cerdas itu dari awal sekali dalam tradisi Jawa Tengah, ora gumunan, ora kagetan, ora dumeh, lan ora kesusu," tuturnya mengingatkan.

Lantas apa yang harus kita lakukan? Pertanyaan itu muncul dalam diskusi hangat bersama Kakanwil Musta'in Ahmad. Seluruh anggota tim efektif tampak antusias menjawab pertanyaan tersebut.

Musta'in Ahmad menekankan aparatur Kanwil Kemenag Jateng harus terus berjuang, membela dan membantu rakyat di pemerintahan.

“Senjata kita ada di kebijakan-kebijakan, maka tidak ada pilihan lain bagi semua aparatur sipil negara (ASN) harus memastikan langkah dan kebijakannya tidak merugikan Masyarakat,” tutur Musta'in Ahmad.

"Dalam konteks ini ialah madrasah, maka di tengah era modern ini, kegiatan belajar mengajar tidak boleh diselenggarakan bertentangan dengan pandangan hidup Bangsa Indonesia. Madrasah harus berdasar pada nilai-nilai agama dan wajah asli agama, yakni rahmatan lil alamin," ucapnya menegaskan.

Lantas apa yang tidak boleh kita lakukan? Pertanyaan kedua dilontarkan kakanwil. Bagai gayung bersambut, anggota tim efektif saling memberi jawab.

"Khususnya di dunia pendidikan, di hadapan peserta didik, kita tidak boleh mengembangkan narasi negatif. Akibatnya membuat anak tidak percaya pada gurunya, orangtua tidak percaya dengan madrasah, dan ujungnya masyarakat tidak percaya dengan kebijakan-kebijakan kita," pungkas Musta'in Ahmad menutup diskusi.

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya