BOYOLALI, solotrust.com - Sejumlah guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Boyolali mengikuti pelatihan soft skill selama empat hari, Senin hingga Kamis (20-23/01/2025) di SMKN 1 Boyolali. Kegiatan ini dilakukan guna meningkatkan keterampilan dan kemampuan para siswa.
Kepala Dinas Koperasi dan Tenaga Kerja (Diskopnaker) Kabupaten Boyolali, Bambang Sutanto mengatakan, kegiatan ini didukung YKSB Suko Marsudi Siwi dan Childfund International Indonesia.
“Kegiatan ini memberikan pelatihan kepada para pendidik, guru SMK di Boyolali. Tujuannya untuk meningkatkan soft skill bagi lulusan SMK dalam rangka menghadapi dunia industri,” katanya.
Adanya kegiatan ini, lulusan SMK diharapkan dapat berkualitas, mengingat dunia pendidikan harus selaras dengan kebutuhan industri.
“Calon tenaga kerja atau alumni SMK diharapkan mampu menghadapi dunia industri. Jadi kerja sesuai basic mereka,” kata Bambang Sutanto.
Narasumber pelatihan, Budi Stia bilang, generasi muda saat ini kesulitan menghadapi dunia kerja. Dengan begitu, para pendidik perlu mendapatkan pelatihan soft skill sehingga siswa bisa menghadapi dunia kerja.
“Kami paparkan mulai dari soft skill-nya. Ada empat modul, mulai dari modul dasar terkait potensi mereka seperti apa, mentalitas dalam dunia kerja seperti apa,” urai Budi Stia.
Pelatihan ini diharapkan dapat membantu para siswa dalam menghadapi dunia kerja.
“Tentunya hasilnya nanti untuk masa depan para siswa juga. Modul kedua kelanjutan dari modul pertama. Modul kedua ini terkait kepercayaan diri siswa seperti apa, tanggung jawabnya, kesiapannya,” tambah dia.
Peserta dari SMKN 1 Juwangi, Boyolali, Diana Putri mengatakan, sebagai guru harus memahami karakter para siswa, lanjutan pendidikan mereka serta potensinya.
“Kegiatan ini sangat bagus dan saya sudah mengikuti pelatihan dua kali. Pelatihan ini cukup menunjang untuk bahan ajar terhadap anak didik kita,” ungkapnya.
Diana Putri berharap, kegiatan ini tidak hanya diikuti sembilan SMK, namun semua Sekolah Menengah Kejuruan di Boyolali dapat mengikutinya, khususnya pada kurikulum waka kesiswaan, terutama bagi guru BK.
“Ini baru 9 SMK, jadi kalau semua SMK bisa mengikuti pelatihan ini semua SMK dapat memahaminya,” harapnya.
Sementara itu, Plt Kepala SMKN 1 Boyolali, Suyatna mengatakan, kegiatan ini lanjutan dari kerja sama antara SMKN 1 Boyolali dengan YKSB Suko Marsudi Siwi dan Childfund International Indonesia.
“Kegiatan ini untuk memperbaiki soft skill bagi siswa SMK Boyolali dalam proses pembelajaran. Kegiatan ini sesuai dengan kebutuhan SMK,” jelasnya.
Diutarakan, kelemahan dari lulusan SMK adalah segi soft skill, di antaranya ketahanan fisik serta komunikasi baik tulis maupun lisan terbilang kurang.
“Saya pernah rapat koordinasi (Rakor) di Yogyakarta bersama Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Mereka menyampaikan bahwa kelemahan anak SMK itu mulai dari ketahanan fisik, komunikasi lisan dan tulisan,” bilang Suyatna.(jaka)
(and_)