Pend & Budaya

SMPN 2 Mondokan Tanamkan Unggah-ungguh dan Lestarikan Bahasa Jawa Lewat Inovasi PEMBAJA

Pend & Budaya

29 Juli 2025 10:16 WIB

Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Mondokan, Sragen

SRAGEN, solotrust.com - Upaya pelestarian budaya lokal mendapat angin segar dari dunia pendidikan. Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Mondokan, Sragen, mencetuskan sebuah program inovatif bertajuk PEMBAJA (Pembiasaan Kamis Berbahasa Jawa), bertujuan untuk menumbuhkan kembali kecintaan siswa terhadap bahasa dan budaya Jawa. Inovasi ini mulai diuji coba pada 4 Februari 2024 dan resmi diterapkan secara menyeluruh pada 2 Juni 2024.

Dalam praktiknya, setiap Kamis, seluruh warga sekolah, baik guru maupun siswa didorong berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa dalam berbagai aktivitas pembelajaran maupun interaksi informal. Program ini diterapkan lintas mata pelajaran, termasuk tugas dan presentasi yang juga diwajibkan menggunakan bahasa Jawa. Langkah ini bukan hanya memperkaya wawasan linguistik siswa, namun juga menjadi bentuk nyata pelestarian warisan budaya leluhur.



Inovasi ini didasarkan pada keprihatinan semakin menurunnya penggunaan bahasa Jawa di kalangan generasi muda. Dominasi bahasa Indonesia dan bahasa asing dalam keseharian membuat bahasa daerah kian terpinggirkan.

Kepala SMPN 2 Mondokan, Ranto, menegaskan program yang diterapkannya bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk konkret dari pendidikan karakter berbasis budaya.

“PEMBAJA hadir sebagai solusi untuk menjaga eksistensi bahasa Jawa di tengah gempuran era global. Kami ingin siswa tidak hanya pandai akademik, tapi juga memiliki akar budaya kuat,” terangnya.

Program ini juga menjadi wadah pendidikan multikultural, di mana siswa diajak memahami nilai-nilai luhur terkandung dalam bahasa Jawa, seperti unggah-ungguh, tata krama, serta filosofi hidup orang Jawa. Tak hanya mendukung kurikulum lokal, PEMBAJA turut memperkuat identitas kultural siswa sebagai bagian dari masyarakat Jawa.

Keunggulan dari inovasi ini terletak pada pendekatan aplikatif dan menyenangkan. Dengan pembiasaan rutin dan interaktif, siswa tidak merasa terbebani, melainkan justru termotivasi memraktikkan bahasa Jawa secara alami dalam kehidupan sehari-hari.

Penerapan PEMBAJA, SMPN 2 Mondokan membuktikan pendidikan tidak hanya soal ilmu pengetahuan, namun juga tentang pelestarian jati diri bangsa. Sebuah langkah kecil dengan dampak besar untuk masa depan budaya Indonesia. (wah)

(and_)