Pend & Budaya

Surga Pecinta Keris Jawa! Ini Rekomendasi Jasa Warangka Terbaik di Pasar Keris Kota Solo

Pend & Budaya

28 Agustus 2025 15:43 WIB

Seorang perajin keris tengah menyelesaikan pembuatan warangka di Pasar Keris Kota Solo, Rabu (27/08/2025). (Foto: Dok. solotrust.com/Eka Ririn Marantika)

SOLO, solotrust.com – Solo memiliki puluhan koleksi benda budaya yang menjadi perhatian khusus masyarakat luas. Sebab hal ini Solo digelari sebagai Kota Budaya.

Berbagai ragam pasar barang budaya tersedia di kota slow living ini. Kita dapat menemukan barang antik di Pasar Triwindu, barang bekas di Pasar Klitikan, hingga batik di Pasar Klewer dan cendera mata, hingga beragam pusaka Jawa di Pasar Keris.



Salah satu pusaka Jawa yang tidak dapat dipisahkan dari budaya masyarakat Solo adalah keris. Pusaka ini merupakan representasi status sosial dan kehormatan pada zaman dahulu.

Kendati demikian, kini keris berkembang sebagai satu komoditas penting bagi pecinta seni, budaya, dan fashion. Keris bahkan banyak digemari dan diburu para kolektor, wisatawan, maupun masyarakat umum yang memiliki minat pada pusaka Jawa ini.

Terdapat pasar yang menjual berbagai jenis keris dan pusaka Jawa lainnya di Kota Solo. Pasar ini kerap dikenal sebagai bagian dari Pasar Kacamata dan Keris Solo. Terletak di area Alun-alun Utara, sebelah Timur setelah gerbang masuk utama Keraton Kasunanan, tepatnya di samping Kepolisian Sektor (Polsek) Pasar Kliwon, Kota Solo.

Apabila berkunjung, kamu bisa temukan belasan kios berjejer sepanjang jalan di pasar ini. Tersedia berbagai jenis keris dan pusaka Jawa, mulai dari yang antik sampai custom sesuai selera dan kebutuhan. Ada yang berfokus pada penjualan aksesoris Kejawen, lukisan wayang dari kulit, sampai kios khusus pembuatan warangka keris.


Salah satu kios legendaris berfokus pada pembuatan dan reparasi warangka keris adalah kios milik Waluyo. Ia telah berjualan selama 20 tahun di Pasar Keris Kota Solo. Pelanggannya tentu bukan orang sembarang, mulai dari kolektor keris, seller mancanegara, sampai keluarga Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran.

Protokoler Pura Mangkunegaran, sekaligus peminat keris yang enggan disebut namanya menerangkan, membuat warangka bukan pekerjaan mudah. Perlu olah rasa untuk membentuk warangka berkualitas tinggi. Ia mengaku salah satu master warangka terbaik di Solo adalah Waluyo.

“Proses melubangi warangka itu kan sulit, butuh satu bor saja sampai membentuk bibir, itu kan proses yang sulit, makanya saya bilang untuk barang-barang seni seperti ini membutuhkan rasa untuk menghasilkan warangka berkualitas tinggi. Saya akui, Pak Waluyo ini luar biasa, bukan orang sembaranganlah,” terangnya saat ditemui solotrust.com, Rabu (27/08/2025).

Kios Waluyo memang sudah terkenal di kalangan pecinta barang seni budaya macam keris. Kios ini telah menerima pesanan dari berbagai daerah di Indonesia. Mayoritas pesanan berasal dari Jawa Timur, seperti Ngawi dan Tuban.

Pesanan asal Yogyakarta juga tak kalah banyak. Bahkan, Waluyo juga memiliki relasi pedagang dari Belanda yang membuat pemasaran keris Jawa khas kios Waluyo bisa melancong sampai mancanegara.

Pemilik kios, Waluyo, menjelaskan proses pembuatan warangka tidak begitu menyita banyak waktu apabila dibandingkan dengan pembuatan dapur (ragam-red) keris. Dia bilang, pembuatan warangka bisa selesai dalam satu hari. Waluyo mengaku maksimal mampu membuat sepuluh warangka dalam sehari. Meski begitu, proses ini tetap bergantung pada tingkat kerumitan model yang dipesan pembeli.


“Proses pembuatan warangka ini, kalau diniati benar-benar sehari bisa jadi. Dulu bisa kalau nyelesain sepuluh warangka keris dalam sehari, sekarang sudah nggak bisa. Sulit nggaknya pembuatan ini ya bergantung modelnya kayak gimana,” jelas Waluyo.

Berbeda lagi dengan kesulitan membuat badan bilah logam keris. Empu keris khas Yogyakarta, Yudho Prasetyo, mengatakan butuh waktu dua hingga tiga bulan untuk menyelesaikan dapur keris. Hal itu lantaran proses pembuatannya mengandalkan perasaan, termasuk dalam pembuatan pamor (motif-red) keris yang beragam jenis dan kesulitannya. Menurutnya, pamor tersulit adalah Udan Mas.

“Kalau empu membuat pusaka nggak sembarangan, biasanya harus bertapa dulu. Prosesnya juga lama, perlu waktu dua sampai tiga bulan, bergantung tangguh (model-red). Keris itu ada 13 dapur, semuanya punya tingkat kesulitan masing masing,” kata Yudho Prasetyo, saat ditemui solotrust.com di Pasar Keris Solo.

Berdasarkan kunjungan ke Pasar Keris Kota Solo, masyarakat dapat memahami sebuah keris mengalami proses panjang sebelum sampai ke tangan pemilik. Menjadi tidak mengherankan apabila keris memiliki makna istimewa di hati pengagumnya.

Nah, buat kamu yang merasa tertarik dengan keris, Pasar Keris Solo menjadi tempat wajib untuk dikunjungi. Banyak empu pembuat warangka keris dengan harga terjangkau. Misalnya, kios Waluyo, hanya membanderol jasa warangka sebesar Rp100 ribu. Kamu bisa meng-custom keris sesuai selera, Ladrang atau Gayaman.

Sementara untuk pengadaan kayu warangka, kamu bisa memilih jati, cendana, atau gaharu, hanya dengan harga sekira Rp2 juta. Tersedia pula alat dan bahan perawatan keris, misalnya tempat memajang keris serta minyak oles keris untuk menghindari korosi yang harganya mulai dari Rp25 ribu saja.

*) Reporter: Eka Ririn Marantika/Salma Arezha/Siti Latifah

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya