Serba serbi

Kine Klub FISIP UNS mempersembahkan Pesta Film Solo

Musik & Film

25 April 2018 11:43 WIB

Pesta Film Solo#8

Solotrust.com-Pesta Film Solo adalah sebuah layar pemutaran alternative   yang disuguhkan Kine Klub FISIP Universitas Sebelas Maret setiap tahunnya untuk mengapresiasi film lokal dan nasional yang diadakan sejak tahun 2009. Tahun ini, Kine Klub FISIP UNS mempersembahkan Pesta Film Solo#8 dengan mengangkat tema Suara Sinema dan tagline “Aku Bersuara Maka Aku Ada”. Dengan tema ini, kami melihat film sebagai wujud representasi dari suara yang berasal dari filmmaker atau lingkungan dari filmmaker itu sendiri.

“Melalui tema ini, kami melibatkan analogi suara, karena sebuah film memiliki pesan tersendiri yang membutuhkan media untuk didengarkan. Suara-suara tersebut merupakan suara yang ada dalam lingkup kehidupan masyarakat Indonesia, realita dalam masyarakat, keluh kesah, hingga cita-cita dan imajinasi yang dimiliki oleh filmmaker. Dengan menyuarakan isu itu maka filmmaker atau lingkungan yang bersangkutan eksistensinya dapat terlihat.” Tutur panitia dalam rilisnya



Tahun ini Pesta Film Solo #8 akan digelar selama tiga  hari mulai tanggal 3 Mei sampai 5 Mei 2018, pada pukul 13.00 WIB sampai 21.00 WIB bertempat di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah, Surakarta. Selama tiga hari pemutaran, panitia telah menyiapkan enam pembicara untuk mengisi sesi diskusi, diantaranya adalah, Tonny Trimarsanto, Ketua Komisi II LSF Zaitunah Subhan, Richard Oh, Paul Agusta, Hari Suharyadi, dan Agung Sentausa.

Film-film yang akan diputar diantaranya adalah 18 film pendek yang lolos kurasi, akan diputar selama tiga hari dengan tema yang berbeda, yaitu di hari pertama adalah Suara Minor (mengutarakan isu-isu dari kelompok marginal), Suara Realita (film dokumenter). Tema pada hari kedua ada Suara Mayor (hal-hal yang mudah diterima secara umum), dan Film’e Wong Solo, sementara pada hari ketiga ada Suara Imaji (memperlihatkan imajinasi si filmmaker secara utuh yang bersifakt artistik); serta pemutaran Film Utama disetiap sesi terakhir diantaranya ada Bulu Mata (disutradarai oleh Tonny Trimarsanto), Melancholy is a Movement (disutradarai oleh Richard Oh), dan Sunya (disutradarai oleh Hari Suharyadi). Akan ada dua sesi diskusi yang diadakan setelah sesi pemutaran. Pertama, setelah sesi pemutaran film pendek akan ada diskusi bersama kru film yang dipandu oleh moderator, dan yang kedua adalah sesi diskusi setelah film utama diputar oleh pembicara yang tertera diatas. Tidak berhenti sampai sesi diskusi, setelah acara selesai akan ada Temu Komunitas yang dilaksanakan pada malam hari, tanggal 3 sampai 4 Mei 2018.

Sejak Open Submission yang dibuka tanggal 12 Januari 2018 hingga 17 Maret 2018, jumlah film yang masuk sebanyak 185 film dari berbagai komunitas-komunitas film lokal/daerah yang berasal dari Solo maupun kota-kota lainnya seperti Yogyakarta, Surabaya, Malang dan Jakarta. PFS#8 menyiapkan tiga kurator untuk mengkurasi 185 film yang masuk, ketiga nama itu adalah Zen Al Ansory, Fanny Chotimah, dan Tonny Trimarsanto. Melalui tahap kurasi, terpilih 18 film pendek terbaik yang nantinya akan diputar dilayar PFS #8 sebagai bentuk apresiasi bagi Filmmaker.

Dalam rangkaian acara tahun ini, PFS#8 mengadakan Screening Keliling yang merupakan rangkaian pra event PFS#8 ke beberapa tempat di Solo, yaitu FISIP UNS, Arjes, Waroeng Top Inspirasi, Muara Market, Pakem Solo, dan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dalam screening keliling ini, PFS#8 menyuguhkan film-film pendek, seperti Kalapuna, Selasa sampai Minggu, Rumah, Singsot, Nindya.

“Selain film film di atas, pada tanggal 14 April 2018 kemarin kami bekerja sama dengan Viddsee untuk menayangkan film-film dari Viddsee Juree Award Indonesia 2018 pada screening keliling di Muara Market judul film-film tersebut, yaitu Taandav, Dilemma, Skateboard Old Guy, 2F NO 2, I am Terry Zou, dan Koma dimana kurang lebih ada 100penonton hadir meramaikan dan mengapresiasi film film yang diputarkan.” Terang panitia.  

Pesta Film Solo#8 sendiri tidak memungut biaya untuk sesi pemutaran film pendek. Namun, akan ada biaya tiket sebesar Rp 15.000 untuk pemutaran film utama. Adanya sistem ticketing (pemutaran berbayar) ini merupakan bentuk apresiasi terhadap filmmaker dan layar eksibisi independen, serta menghindari adanya tindak pembajakan. Untuk info lebih lanjut dapat mengunjungi official website PFS#8 www.pestafilmsoolo.comserta social media Kine Klub di Instagram dan Twitter @kineunssolo. Salam Sinema!

(wd)

Berita Terkait

Berita Lainnya