Hard News

Ini Dia Cara Wong Solo Ungkap Duka Pasca Peledakan Bom di Surabaya

Jateng & DIY

13 Mei 2018 23:16 WIB

Aksi solidaritas Komunitas Solidaritas Kota Solo, di Tugu Pemandengan Titik Nol Kota Solo, Minggu (13/5/2018).

SOLO, solotrust.com- Lantunan lagu Gugur Bunga terdengar jelas di Tugu Pemandengan Titik Nol, Minggu (13/5/2018). Meski hanya dibawakan dengan iringan gesekan biola, namun mampu memecah ramainya suara kendaraan disana. Selain itu, tampak pula lilin-lilin kecil yang seolah menjadi teman di malam itu.

Tak hanya itu saja, sebuah puisi  berjudul Surat Duka Pagi Bening di Surabaya yang dibawakan oleh salah seorang peserta aksi Astuti Parengkuh, semakin menambah suasana duka saat itu.



Ya, aksi ini merupakan aksi solidaritas yang dilakukan oleh Komunitas Solidaritas Kota Solo, pasca tragedi pengeboman di tiga gereja di Surabaya pada Minggu pagi tadi. Aksi yang dilakukan oleh puluhan peserta ini, sebagai wujud ungkapan duka atas peristiwa tersebut.

Salah seorang peserta aksi Astuti Parengkuh saat ditemui wartawan di sela aksi, ia berharap aksi ini tak hanya berlangsung di Solo saja, namun juga dilakukan di daerah lainnya.

”Dalam aksi ini memang kebanyakan ibu dan anak. Dengan melibatkan anak, mereka akan tahu perilaku radikalisme dan terorisme, hal yang harus kita tolak, ini salah dan kita harus hindari itu,” harap dia.

Ketika ditanya soal puisi, ia mengaku jika puisi tersebut karya dari Sihar Ramses Simatupang. Ia mengakui jika puisi itu viral dan dikirim berantai melalui media sosial, sejak pagi tadi.

”Puisi ini cukup bagus, ia menyingung anak-anak ada disitu. Ini juga wujud keprihatinannya dan saya merasa ini puisi yang sangat menyentuh,” katanya. (dit)

(wd)

Berita Terkait

Berita Lainnya