YOGAKARTA, solotrust.com- Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) kini tengah mewaspadai potensi runtuhnya dinding kawah Gunung Merapi yang terbentuk akibat letusan tahun 1997. BPPTKG pun telah menyiapkan skenario dasar jika sewaktu-waktu dinding kawah tersebut runtuh.
Terjadinya beberapa kali letusan beberapa waktu lalu tidak hanya mengubah formasi kawah gunung merapi. Letusan Gunung Merapi juga memengaruhi tingginya tekanan suhu magma di dalam perut gunung.
hal tersebut menjadi perhatian dan kewaspadaan BPPTKG Yogyakarta, pasalnya tingginya suhu ini ternyata memengaruhi kondisi dinding kawah, yang merupakan kubah lava bentukan letusan tahun 1997 runtuh.
Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida mengatakan, dari empat area bukaan lava di puncak merapi, area tiga telah terbuka akibat letusan yang terjadi pada 11-24 mei lalu. Saat ini pada area satu dan dua di khawatirkan juga akan runtuh. Selain akibat tekanan suhu magma, desakan kubah lava yang baru muncul ke permukaan juga menjadi faktor runtuhnya dinding kawah.
“kita juga sudah membuat skenario, itu adanya dinding 48 yang sekarang mungkin rapuh, kemungkinan juga ada kemungkinan ke arah runtuhnya dinding kubah lava.” Tutur Hanik
Sementara itu Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG Agus Budi Santoso tengah menganilisis dan memasukkan potensi arah runtuhnya dinding kubah lava ke dalam skenario dasar penyelamatan. BPPTKG juga sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik di sisi barat maupun di kawasan Jawa Tengah.
“untuk kemungkinan dinding kawah runtuh memang menjadi konsen kita semua, baik BPPTKG maupun BPBD kemudian sampai kita masukkan ke dalam skenario ini sebagai dasar rencana urgensi di Jawa Tengah.” Jelas Agus.
Secara umum bila dibandingkan dengan letusan pada 2006 dan 2010, letusan yang terjadi pada Mei lalu memiliki Vulkanik Eksplosif Indek (VEI) rendah. Jika letusan pada tahun 2006 VEI mencapai nilai 2 dan tahun 2010 mencapai VEI maksimal 4, maka pada Mei lalu VEI-nya hanya mencapai 1.(adam)
(wd)