Pend & Budaya

Menengok Kegiatan 14 Mahasiswa Asing Program INHERIT 2018 di Solo

Pend & Budaya

10 Juli 2018 08:03 WIB

Peserta INHERIT 2018 belajar melukis kain batik di Surakarta, Senin (9/7/2018). (Dok Humas UNS)

SOLO, solotrust.com - 14 Mahasiswa asing yang mengikuti program Indonesia Heritage (INHERIT) 2018 antusias dalam mempelajari berbagai macam kegiatan yang diagendakan. Kegiatan yang dilakukan selama dua pekan itu meliputi mengenal produk jamu di Surabaya hingga kerajinan batik di Solo. Hal itu disampaikan Dian Ekowati, Sekretaris Eksekutif Universitas Airlangga Surabaya.

"Kegiatan ini dilakukan selama dua Minggu, satu Minggu di UNAIR untuk belajar herbal and traditional medicine dan satu Minggu ke depan di UNS untuk belajar pengetahuan, nilai-nilai lokal, dan praktik pembuatan batik," terang Dian kepada wartawan di UNS, Senin (9/7/2018).



Di Solo, Dian menuturkan, peserta belajar membuat batik dengan teknik cap dan tulis di Fakultas Seni Rupa dan Desain UNS. Untuk melihat keberagaman motif dan teknik batik di Solo, peserta melihat koleksi batik di Museum Batik Danarhadi dan produsen batik abstrak Pandono di Laweyan.

"Selain itu mereka juga menginap selama satu hari di desa Pilang, Sragen, untuk menilik batik yang sangat tradisional yakni Batik Petani, batik yang dibuat oleh para petani di desa ketika mereka sedang tidak melakukan kegiatan bercocok tanam," bebernya.

Sementara itu, selama di Universitas Airlangga, peserta diajarkan bagaimana cara membuat jamu seperti beras kencur, kunyit asam, dan wedang pokak. Mereka juga mengunjungi penjual jamu tradisional di Pasar Genteng dan outlet salah satu produsen jamu terbesar di Indonesia untuk mengetahui perkembangan produk jamu di Indonesia.

"Selain jamu, peserta juga mempelajari teknik pengobatan tradisional pijat Jawa dan Bali. Mereka membuat sendiri perlengkapan pijat seperti lulur dan bedak dingin dari bahan-bahan alami, dan praktik memijat dengan panduan praktisi profesional," terangnya.

Dian mengatakan, melalui program short course ini, mahasiswa memperoleh kredit setara dengan 4 SKS.

Di akhir kegiatan, ditambahkan Dian, batik-batik karya para peserta ditampilkan dalam mini-exhibition dan peserta menceritakan proses pembuatan sekaligus makna filosofis yang ingin mereka sampaikan dalam karya mereka. (adr)

(way)

Berita Terkait

Berita Lainnya