BERLIN, solotrust.com – Sekitar seratus lukisan, karya foto dan benda seni bernuansa Indonesia dipamerkan di Museum of Contemporary Art Berlin, Jerman baru-baru ini. Lukisan dari maestro lukis Indonesia seperti Raden Saleh dan Anak Agung Gede Soberat dipamerkan dalam pameran tersebut.
Raden Saleh diketahui pernah tinggal di Dresden, Jerman pada pertengahan abad ke-19. Dia adalah tokoh perintis lukisan Indonesia yang karya lukisnya banyak dikoleksi di Jerman. Selama tinggal di Jerman beberapa lukisan telah dibuatnya, seperti "Arab Horsemen Attack by a Lion“. Lukisan tersebut pun dipamerkan dalam pameran tersebut.
Beberapa lukisan Bali gaya Kamasan, Ubud dan Batuan juga dipamerkan di museum ini. Selain itu, lukisan karya Anak Agung Gede Soberat, “Fisherman“ dan “Deerhunt“ yang dikoleksi orang Jerman juga menambah rentetan lukisan Indonesia yang dipajang di sana.
Karya lain yang dipamerkan adalah milik seniman Walter Spies asal Dresden, Jerman. Ia diketahui pernah tinggal di Bali pada tahun 1927 – 1942 dan menjadi tokoh yang memperkenalkan Bali ke dunia.
Walter Spies banyak terinspirasi dengan kelompok seniman Bali Pitamaha. Hal ini terlihat pada karya-karyanya yang dipamerkan, antara lain "Sunlight in the Jungle" dan “Deer Hunt“.
Berkat karya-karya Walter Spies, masyarakat Jerman dan Eropa lainnya mengenal Bali. Sejumlah tokoh terkenal pun mengunjungi Pulau Dewata, seperti aktor Charlie Chaplin, antropologist Margaret Meade dan musisi Colin Mcphee di sekitar tahun 1930an.
Dubes RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno pun secara khusus diundang oleh Direktur Museum Dr. Gabriele Knapstein untuk menyaksikan acara eksibisi “Hello World“ yang digelar di Museum tersebut (25/7/2018).
“Lukisan dan karya seni Indonesia di museum ini adalah bukti hubungan sosial budaya antara Indonesia dan Jerman yang telah terjalin sejak abad silam, bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka. People to people contact Indonesia-Jerman, yang merupakan salah satu motor diplomasi antar kedua negara telah berlangsung lama. Fakta ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi kita untuk tetap bisa memelihara dan meningkatkan kerja sama seni dan budaya dalam konteks modern seperti saat ini,” demikian kata Dubes Oegroseno sebagaimana dilansir dari laman berita perwakilan Kementerian Luar Negeri RI, Kamis (27/7/2018).
Dalam kesempatan ini, Direktur Museum juga menyampaikan buku tentang Raden Saleh kepada Dubes Oegroseno. (Lin)
(wd)