Solotrust.com – Para penggemar K-POP tentu sudah pernah mendengar tentang “sasaeng” fans. Ya, K-POP tidak hanya memiliki penggemar yang mampu menginspirasi mereka namun juga penggemar yang justru bisa mengancam diri mereka sendiri dan juga idolanya.
“Sasaeng’ sendiri merupakan kata dalam Bahasa Korea yang berarti kehidupan pribadi. Namun dalam dunia K-POP, kata ini mengacu pada penggemar yang begitu terobsesi terhadap idolanya.
Lalu, mengapa “sasaeng” fans ini bisa muncul?
“Orang-orang khususnya remaja di Korea Selatan kurang memiliki kesempatan untuk menikmati aktivitas kebudayaan, yang aku yakini sebagai salah satu faktor yang menyebabkan banyaknya sasaeng,” demikian kata Kwak Keum Joo, seorang profesor psikologi di Seoul National University sebagaimana dilansir dari The Korea Times, Jumat (3/8/2018).
Profesor Kwak juga mengatakan bahwa mereka kebanyakan menonton televisi dan mendengarkan lagu-lagu K-POP di masa kecilnya, daripada menikmati hobi-hobi lain seperti bermain musik dan olahraga.
“Mereka tidak memiliki waktu untuk hobi lain selain menjadi ‘fangirling’ atau ‘fanboying’, sehingga terobsesi dengan hanya satu hobi, yang bahkan sampai merugikan idolanya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Kwak juga mengatakan bahwa media juga bertanggungjawab untuk fenomena ini karena terlalu fokus pada hallyu dan K-POP sekarang ini, sehingga tidak membiarkan orang-orang untuk mengapresiasi keberagaman.
“Hallyu telah meningkatkan prestis negara, seperti kasus BTS. Namun, itu juga memberikan naiknya ‘sasaeng’ dan obsesi yang aku anggap sebagai efek buruk dari demam hallyu ini,” tambahnya.
Seperti diketahui bahwa beberapa “sasaeng” fans mengikuti artis idola mereka sepanjang hari bahkan ada yang sampai menunggu di depan rumah mereka. Hal ini sudah terjadi sejak tahun 90an dimana kala itu grup H.O.T begitu terkenal.
Jackson Wang dari grup GOT7 bahkan pernah mengalami kecelakaan mobil pada tahun 2016 karena taksi yang berisi “sasaeng” mengikutinya.
TVXQ juga pernah mengalami insiden yang melanggar privasi. Ada “sasaeng” yang masuk ke kediaman mereka dan mengambil foto mereka yang bahkan foto itu dikirimkan kepada mereka.
Kwak sendiri mendeskripsikan tingkah laku seperti itu adalah sebuah tindakan dari ‘self-display’ atau “menujukkan diri sendiri”, daripada sebuah ‘delusional disorder’ atau “gangguan khayalan”
“Meskipun diantara sesama penggemar, mereka memiliki kompetisi untuk menonjol dan mendapatkan perhatian yang lebih dari para idola tersebut. Mereka ingin menunjukkan bahwa diri mereka berbeda,” kata Kwak.
Meskipun demikian, karena mereka mendapatkan informasi privat dari idola-idola mereka dengan cara yang tidak tepat, maka mereka merahasiakannya. Mereka biasanya tidak mengungkapkan apa yang mereka dapat karena bisa menjatuhkan karir idola mereka sendiri. Mereka juga enggan membagi apa yang mereka tahu, karena juga mengejar keeksklusifitasan.
Agensi-agensi sendiri juga sering takut “sasaeng” fans akan mengungkapkan hal-hal sensitif tentang artis mereka. Namun karena ‘sasaeng’ ini juga dianggap sebagai fans, maka jika agensi-agensi memperlakukan mereka dengan tidak baik maka mereka bisa kehilangan mereka.
Aksi melalui jalur hukum pun terlihat tidak menjadi solusi terbaik. Stalking (membuntuti/mengikuti) adalah salah satu dari hal-hal keliru yang paling banyak dilakukan “sasaeng”. Kegiatan tersebut merupakan pelanggaran minor di Korea Selatan dan bisa didenda sebesar 100.000 Won (sekitar 1,2 juta rupiah).
Lalu, apa yang harus dilakukan artis terhadap “sasaeng” fans ini?
“Sekarang, para selebriti harus lebih bertekad. Mereka harusnya tidak menerima semuanya dari para fans, apakah itu hadiah ataupun kasih sayang. Mereka harus menyediakan garis pedoman sebagai pembatas,” saran Kwak.
“Para idola harus mengungkapkan suara mereka jika mereka ingin ada perubahan. Itu memang membutuhkan keberanian dan bisa jadi membuat fans marah. Namun, mereka harus lebih gigih dan membuat fans mengetahui dengan jelas apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan,” tutupnya.
BTS sendiri adalah artis yang kini sudah tidak lagi menerima hadiah dari para penggemar. Pada 24 Januari 2018, BigHit Entertainment memberikan pernyataan resmi melalui fan café mereka bahwa para anggota BTS memutuskan tak akan lagi menerima hadiah dan hanya akan menerima surat.
Pihaknya menambahkan bahwa hanya hadiah yang dikirimkan sebelum jam 6 sore pada 30 Maret 2018 yang akan diterima BTS. Setelah 30 Maret 2018, hanya surat yang boleh dikirimkan kepada mereka. Meskipun demikian, event dukungan yang disiapkan fans untuk BTS di Korea Selatan, dalam konser global serta fan meeting dapat diproses setelah disetujui sebelumnya.
Artis K-POP lain yang tidak lagi menerima hadiah dari para fans antara lain D.O, Chen, Lay dan XiuMin EXO, dan G-Dragon & Taeyang dari BIG BANG. (Lin)
(wd)