SOLO, solotrust.com - Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (RI) berharap adanya pagelaran seni pertunjukan seperti Solo International Performing Arts (SIPA) bisa untuk mengapresiasi karya para seniman, sekaligus berdampak pada perekonomian.

Staf Ahli Bidang Multikultural, Kementrian Pariwisata RI, Esti Reko Astuti mengatakan, acara ini serupa dengan ASEAN Games yang digelar beberapa waktu lalu, termasuk industri kreatif yang sekarang berkembang dan lebih mendapat apresiasi orang.

"Hal - hal seperti itu diharapkan dapat mengangkat industri kreatif untuk dapat menjadi daya tarik wisata. SIPA perkembangannya luar biasa dari yang pertama sampai yang ke 10 ini," tuturnya saat membuka gelaran SIPA 2018 di Benteng Vastenberg Solo, Kamis (6/9/2018).

Pihaknya yakin bahwa SIPA ini dari aspek BEKRAF, tidak hanya menimbulkan manfaat untuk para artis dalam menampilkan karya secara profesional. Sehingga, dari Kementrian Pariwisata dapat memanfaatkan seniman di event semacam ini sebagai suatu atraksi atau membuat suatu event yang menarik kunjungan.

Dari data, kegiatan ini menargetkan 10 ribu pengunjung per hari atau 30 ribu pengunjung dalam 3 hari. Menurut Esti, bila terpenuhi 50 persen atau sekitar 15 ribu pengunjung sudah bagus. Selain itu juga potensial mendatangkan wisawatan baik domestik maupun mancanegara. Terlebih pihak panitia menyebar undangan dari luar kota dan luar kota, hampir 100 orang.

Ia memperkirakan, pengeluaran wisatawan mancanegara sekitar USD 1000 - USD 1200 per orang. Sedangkan pengeluaran wisatawan nusantara biasanya Rp 800 ribu - Rp 1 juta per orang.

"Jadi mungkin ini dari sisi bisnisnya, SIPA ini tidak hanya sebagai wadah artis untuk mengekspresikan karya - karyanya. Tapi juga bermanfaat dari sisi ekonomi dan bisnis," ujarnya.(Rum)

(wd)