Hard News

Dolar Naik, Omzet Perajin Tembaga di Boyolali Turun 25%

Jateng & DIY

10 September 2018 17:27 WIB

Omzet perajin tembaga di Tumang, Boyolali, menurun akibat menguatnya Dolar terhadap Rupiah. (solotrust-art)

BOYOLALI, solotrust.com – Perajin tembaga di Tumang, Cepogo, Boyolali was-was dan terancam merugi menyusul melemahnya Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat.

Pasalnya, perajin tembaga di Tumang menggunakan bahan baku impor. Bila Rupiah terus melemah, berimbas pada kenaikan harga bahan baku.



“Melemahnya Rupiah ini nanti kita pengaruh juga ke bahan baku, jadi mungkin bahan baku akan naik karena bahan baku kita itu impor dari luar negeri jadi pengaruh sekali kalau mata uang kita itu melemah,” jelas Agus Susilo, salah satu perajin tembaga di Tumang, kemarin.

Perajin tembaga di sentral tembaga Tumang semuanya menggunakan bahan baku impor. Bahan baku tembaga didatangkan dari Bulgaria, Jepang, dan Korea. Saat ini, kenaikan bahan baku impor berkisar antara 10 hingga 15 persen.

Akibatnya para perajin terpaksa harus menekan keuntungannya. Karena meski harga bahan baku impor naik, namun penjualan produk tetap stabil. Akibatnya, omzet perajin tembaga menurun hingga 25 persen dari omzet biasanya.

Untuk menaikan harga, para perajin takut akan ditinggal konsumen jika menaikan harga penjualan. Produk kerajinan tembaga Tumang diekspor di sejumlah negara seperti Amerika, Prancis, Jepang, dan Swedia.

“Untuk harga jual sendiri kita belum bisa untuk menaikan karena susah untuk konsumen itu menerima kalau kita jual produknya itu kita naikan. Paling nanti kita menekan keuntungan,” ujar Agus.

Senada, Ketua Klaster Perajin Tembaga Tumang, Sriyanto mengatakan, menguatnya Dolar bisa berpengaruh terjadap keuntungan para perajin. Namun meski demikian, pihaknya optimistis tidak akan ditinggal para konsumennya.

“Otomatis karena tidak ada pesaing, jadi konsumen mau tidak mau harus belinya ke sini,” kata Sriyanto.

Para perajin tembaga di sentra kerajinan tembaga tumang berharap nilai Rupiah bisa kembali menguat. (art)

(way)

Berita Terkait

Dua Naga Corporation Incar Omzet Rp3 Triliun

Pasar Gemolong Sepi di Bulan Suro, Pedagang Keluhkan Penurunan Omzet

MotoGP Mandalika: Omzet UMKM Pertamina Naik 53% di Grand Prix of Indonesia 2023

Banjir Orderan! Produsen Bendera Merah Putih Raup Untung Jelang Agustusan

Permintaan Pasar Mulai Naik, Pedagang Busana di PGS: Disyukuri Saja

Pedagang Pasar Legi Masih Adaptasi, dari Omzet Belum Maksimal hingga Suara Blower yang Berisik

Harga Kedelai Melambung Tinggi, Perajin Tempe di Boyolali Menjerit

AHY Temui Perajin Tembaga di Tumang Boyolali, Terima Keluhan Warga

Jelang HUT RI, Perajin Kostum Karnaval di Rembang Banjir Pesanan

Omzet Perajin Batu Bata Turun 50 Persen, Ini Sebabnya

Jelang Natal, Perajin Lilin di Boyolali Kebanjiran Pesanan

Pemilik Industri Tahu di Klaten Gunakan Kedelai Impor

Rekontruksi Kasus Pembunuhan Bos Tembaga di Boyolali Peragakan 38 Adegan

AHY Temui Perajin Tembaga di Tumang Boyolali, Terima Keluhan Warga

Dukung Industri Tembaga dan Kuningan, Uniba Luncurkan Aplikasi dan Resmikan Galeri di Tumang

Memasuki Ramadan, Perajin Tembaga Kebanjiran Order

Masuk Ramadan, Pengrajin Tembaga Banjir Pesanan

Dukung Ketahanan Pangan, Polres Boyolali Galakkan Tanam Jagung

Pameran Pusaka di Boyolali, Disdikbud Tampilkan Koleksi Keris dan Senjata Tradisional

Seminar Cegah Stunting Sejak Dini, Puluhan Tenaga Medis di Boyolali Dibekali Deteksi Dini

Gibran Pantau Penyaluran BSU di Boyolali, Imbau Bantuan Digunakan untuk Keperluan Produktif

Tradisi Buka Luwur Syech Maulana Ibrahim Maghribi, Upaya Pelestarian Budaya dan Dongkrak Wisata Lereng Merbabu

Disdikbud Boyolali Ajak Warga Desa Ngadirojo Jaga Cagar Budaya Gunung Merbabu

Berita Lainnya