Ekonomi & Bisnis

Pasar Gemolong Sepi di Bulan Suro, Pedagang Keluhkan Penurunan Omzet

Ekonomi & Bisnis

26 Juli 2024 10:18 WIB

Suasana di Pasar Gemolong relatif sepi pengunjung saat Bulan Suro, Kamis (25/07/2024), (Foto: Dok. solotrust.com/Renda Adi Puspaningrum)

SRAGEN, solotrust.com - Bulan Suro, bulan pertama dalam penanggalan Jawa, biasanya identik dengan suasana dianggap keramat dan penuh pantangan. Hal ini turut berdampak pada aktivitas perekonomian di berbagai daerah, termasuk di Pasar Gemolong, Kecamatan Gemolong, Sragen.
 
Seperti terlihat pada Kamis (25/07/2024), suasana di Pasar Gemolong terbilang sepi. Jumlah pengunjung jauh berkurang dibandingkan pada hari biasa di bulan sebelumnya. Para pedagang mengaku omzet penjualan mereka mengalami penurunan cukup signifikan.
 
Sejumlah faktor menyebabkan sepinya Pasar Gemolong di Bulan Suro. Salah satunya kepercayaan masyarakat Jawa yang masih kuat terhadap sejumlah pantangan di bulan ini. Banyak orang menghindari mengadakan hajatan besar maupun kecil seperti pernikahan, syukuran, atau selamatan.
 
Sebagaimana diakui salah seorang pedagang, Anik, saat ini kondisi Pasar Gemolong relatif sepi. Salah satu alasannya lantaran banyak orang tidak menggelar hajatan.  
 
"Bulan Suro biasanya emang kayak gini, banyak yang nggak mantu (hajatan). Jadi ya pasar sepi, nggak nunggu habis pilih pulang,” kata Anik.
 
"Bulan Suro ini masyarakat masih percaya kalau hajatan kurang membawa keberkahan. Jadi ya banyak yang ditunda acaranya," imbuh dia.
 
Penurunan aktivitas ekonomi di Pasar Gemolong akibat sepinya pengunjung tentu berdampak pada perekonomian masyarakat sekitar. Para pedagang kecil dan menengah yang bergantung pada pasar ini merasakan tekanan cukup besar.
 
Seorang warga, Lastri mengaku dirinya enggan menggelar hajatan di Bulan Suro. Ia pun tak selalu belanja di pasar
 
“ Saya kalau bulan Suro juga nggak buat acara dulu mbak. Ke pasar juga belanja sedikit buat masak di rumah,kadang kalau nggak sempet ya beli di warung”. Ungkap Lastri, salah seorang pembeli.
 
Sepinya Pasar Gemolong di bulan Suro menjadi cerminan betapa eratnya kepercayaan masyarakat Jawa terhadap tradisi leluhur. Meskipun memberikan dampak ekonomi yang cukup signifikan bagi para pedagang, namun kepercayaan ini tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat.
 
Meskipun saat ini Pasar Gemolong sedang mengalami penurunan aktivitas, namun semangat para pedagang untuk tetap berjualan tidak pernah padam. Mereka berharap, setelah bulan Suro berakhir, kondisi pasar dapat kembali ramai seperti sedia kala. Pemerintah dan masyarakat pun diharapkan terus memberikan dukungan agar perekonomian di Pasar Gemolong semakin membaik.
 
*) Reporter: Renda Adi Puspaningrum/Leila Nur Ika Wati

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya