Hard News

Sebagian Warga Kampung Bayan Minta Proyek Kereta Bandara Disetop Sementara

Jateng & DIY

07 November 2018 13:35 WIB

Aksi unjuk rasa puluhan warga Kampung Bayan RW 07 Kadipiro terdampak pembangunan kereta api bandara Adi Sumarno. (solotrust.com/adr)

SOLO, solotrust.com - Sejumlah warga Kampung Bayan RW 7 Kadipiro berunjuk rasa memprotes dampak pembangunan jalur Kereta Api Bandara di Jalan Manunggal, pada Selasa (6/11/2018). Sebagai wujud protes mereka membentangkan spanduk-spanduk bernada penolakan yang dipasang diarea proyek dan alat berat.

Bahkan pada saat itu, sejumlah pekerja proyek dari PT. Dian Pervita yang sedang menggali tanah turut diminta berhenti melakukan aktivitas.



Warga terdampak, Joko Wikukoh meminta kepada pelaksana proyek agar aktivitas proyek pembangunan Kereta Api Bandara Adi Sumarmo sementara dihentikan, lantaran belum ada kesepakatan dengan warga terkait besaran nilai kompensasi baik usaha maupun kesehatan.

Menurut Joko, sejak dimulainya aktivitas pembangunan warga mengeluh terkait paparan debu yang memberikan dampak pada kesehatan serta dari sisi ekonomi warga merasa tidak terpenuhi.

"Sudah 2 kali pertemuan antara warga dan perwakilan pelaksana proyek, namun belum ada kesepakatan," ujar Joko kepada solotrust.com.

Sementara itu, warga terdampak lainnya, Agung Manfaat menjelaskan, bila saat ini tuntutan warga adalah kompensasi yang sebesar Rp 25 juta untuk biaya kesehatan dan ekonomi warga. Ia mengaku hingga kini belum ada respon terkait hal itu.

"Banyak kerugian dari dampak pembangunan dirasakan warga di Jalan Manunggal, seperti gangguan pernafasan akibat debu, penurunan penjualan para pedagang akibat penutupan jalan, dan juga kerusakan dinding rumah akibat getaran mesin pemadat tanah, sehingga warga akan tetap menghentikan aktivitas pembangunan hingga adanya kesepakatan," tukasnya

Sementara itu Lurah Kadipiro Sugeng Budi Prasetyo mengatakan, pihaknya akan meNgedepankan koordinasi antara warga, perwakilan proyek, dan Muspika sebagai mediator agar segera terjalin win-win solution. Untuk itu, Sugeng meminta warga untuk tidak menghalang-halangi aktivitas proyek khususnya pembangunan selokan mengingat akan memasuki musim penghujan, selain itu Sugeng juga bakal mengusulkan adanya penerangan di lokasi proyek agar tidak membahayakan warga.

"Nanti kami harapkan tiap RT nanti menjadi perwakilan, agar apa yang dikehendaki warga juga dapat terelalisasi, selain itu juga diharuskan proyek terus berjalan karena ini proyek nasional, namun tidak memberikan dampak buruk kepada warga, dengan memperhatikan lingkungan, untuk debu setidaknya dilakukan penyiraman secukupnya," kata Lurah Kadipiro. (adr)

(wd)