SOLO, solotrust.com – Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta bersama Badan Perfilman Indonesia menggelar kuliah umum dan workshop perfilman yang bertajuk Pengembangan Penelitian Perfilman di Indonesia. Acara itu berlangsung di Kampus 2 ISI Mojosongo, Surakarta pada Rabu (28/11/2018)
Selaku pemateri dalam kegiatan itu antara lain, Dr. Maman Wijaya M.Pd. (Kepala Pusbang Film Kemdikbud), Embi C Noor (Editor, Penata Suara), termasuk Christine Hakim (Aktris Senior), dan Agung Sentausa (Kabid Fasilitasi BPI).
Kaprodi Televisi dan Film ISI Surakarta, Titus Soepono Adji S.Sn., M.A. menyampaikan, pertumbuhan film di Indonesia kini dalam kondisi yang kondusif. Beberapa tahun terakhir jumlah film yang diproduksi, jumlah penonton, serta jumlah layar meningkat tajam.
“Beberapa film, setiap tahunnya juga mampu menorehkan prestasi Box Office dengan jumlah penonton di atas 4-6 juta penonton,” ungkap Titus kepada solotrust.com di sela acara.
Namun demikian, hal itu tidak menjamin bahwa iklim yang baik ini dapat dipertahankan. Menurut dia, sejarah perfilman selalu menunjukkan pasang surut yang tak dapat diprediksi.
“Masih segar dalam ingatan kita bagaimana lesunya produksi film indonesia pada tahun 90an, tak lama sebelumnya era pada 80an mencapai puncak kejayaan,” ujarnya
Ia menyebut, kebangkitan perfilman Indonesia nampaknya belum dibangun berdasarkan fundamen yang kuat. Hal ini ditunjukkan dengan belum adanya usaha-usaha secara komprehensif mewujudkan sebuah kerja bersama seluruh stakeholder perfilman dalam menyusun strategi pengembangan perfilman, antara lain dengan perguruan tinggi untuk melalui riset-riset pengembangan perfilman.
Prodi perfilman ISI Surakarta sebagai penyelenggara pendidikan tinggi di bidang perfilman sekaligus center of excellence bagi riset-riset seni dengan demikian ditantang untuk berperan aktif dalam mendinamisasi dunia perfilman mempertahankan eksistensinya agar tidak kembali terpuruk.
“Oleh karenanya dibutuhkan upaya peningkatan sumber daya manusia dalam hal ini dosen dan mahasiswa di lingkungan program studi Televisi dan Film. Dosen yang mengemban kewajiban melaksanakan tri dharma perguruan tinggi selalu dituntut peka terhadap perkembangan dalam bidangnya. Sedangkan mahasiswa sebagai bagian dari insan perfilman dan masyarakat diharapkan untuk adaptif terhadap dunia kerja yang menunggu mereka,” sebut Titus
Mengangkat tema besar Sinergitas Stakeholder Perfilman dan Institusi Pendidikan Perfilman dalam memajukan perfilman nasional berbasis riset pengembangan perfilman. Dalam diskusi itu membahas mengenai sejumlah kajian yang berkontribusi dalam pengembangan dunia perfilman di masa mendatang dan kompetensi estetik yang perlu dikembangkan bidang perfilman saat ini dalam penciptaan karya yang berkualitas.
“Diharapkan, hasil dari kegiatan ini nantinya akan dirumuskan sebagai program strategis mengenai penelitian perfilman yang dapat peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan penelitian guna memajukan kebudayaan Indonesia dalam bidang film,” pungkas dia. (adr)
(wd)