SOLO, solotrust.com - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi Solo menegaskan tetap melayani pasien-pasien BPJS Kesehatan meski sudah 5 bulan belum menerima pembayaran klaim.
"Di Moewardi pasien BPJS tetap dilayani, tidak boleh menolak pasien," kata DR. dr. Soeharto Wijanarko, Sp.U, Plt Direktur RSUD Dr. Moewardi, pada solotrust.com.
Menurutnya, semua syarat-syarat dari BPJS Kesehatan sudah terpenuhi. Ada kesamaan yang sudah disepakati BPJS Kesehatan dengan pihak Rumah Sakit. Kendala ada di persoalan verifikasi saja, dan tidak ada masalah. Saat ditanya soal nominal, pihaknya enggan menjawab secara detail.
"Soal keuangan, walau terjadi keterlambatan, kita tetap bekerja, itu yang harus ditekankan. Yang jelas berdampak pada operasional Rumah Sakit. Itu makanya saya bilang tahun 2018 tahun prihatin tapi kita tetap eksis," tuturnya.
Meski mengakui terkendala pembayaran klaim BPJS, namun ia merasa itu permasalahan nasional dan tidak bisa menjelaskan secara detail. Yang jelas, pihak RSUD Dr. Moewardi mengikuti aturan dan apa yang disyaratkan oleh BPJS sudah terpenuhi dan sudah sesuai.
Kasi Penatausahaan Pendapatan RSUD Dr. Moewardi Solo, Sri Wahyuni menambahkan, pembayaran klaim BPJS Kesehatan baru terbayar hingga bulan Juli 2018. Sedangkan untuk bulan Agustus 2018 sampai saat ini belum dilakukan pembayaran dari pihak BPJS Kesehatan ke pihak RSUD.
"Ini sudah ada audit dari BPKP, harapannya nanti seluruh piutang selama tahun 2018 akan dilaporkan ke Kementerian Keuangan sehingga akan segera beres. Nominalnya tidak sampai triliunan, tapi miliaran," jelasnya.
Bila dibandingkan, sebanyak 90% adalah pasien BPJS dan 10% pasien umum. RSUDJuga menerima pasien miskin yang belum tercover JKN atau Jamkesda yang biasanya rujukan dari rumah sakit sekitar. Dalam 1 hari RSUD melayani 700-900 pasien rawat jalan, dan sekitar 2700-3000 pasien rawat inap per- bulan.
"Tapi kita harus bertahan, harus melayani. Apalagi kita rumah sakit pemerintah. Tetap revolusi mental, melayani pasien dengan baik," pungkasnya. (Rum)
(wd)