SRAGEN, solotrust.com - Pemerintah Kabupaten Sragen melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sragen mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap ancaman bencana akibat angin puting beliung. Imbauan tersebut disampaikan, setelah terjadinya bencana angin puting beliung yang terjadi di Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar pada 5 November, dan yang terakhir terjadi di Desa Brangkal, Kecamatan Gemolong Selasa (14/11/2017) sore.
Seperti diketahui, angin puting beliung kembali menghantam Bumi Sukowati dengan memporak-porandakan dua dusun di Desa Brangkal. Akibatnya, satu sekolah dan 26 rumah rusak, terutama genting-genting yang rontok diterjang angin ribut.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa bencana angin ribut ini, karena warga sudah menyelamatkan diri saat hujan mulai deras dan angin semakin besar.
Kepala Seksi Trantib Kecamatan Gemolong Sigit Wardoyo menyebut, kejadian tersebut berlangsung pada pukul 15.45 WIB. Angin ribut menerpa Dusun Garas Tengah, dan Desa Brangkal.
“Ada empat RT yang terkena, terdapat rumah rusak dan pohon tumbang. Jumlah keseluruhan ada 27 rumah dan satu sekolah. Warga juga antusias untuk membenahi rumahnya sendiri sendiri,” tandas Sigit kepada solotrust.com saat bekerja bakti bersama warga Brangkal, Kamis (16/11/2017).
Selain rumah warga, SD Negeri Brangkal juga mengalami rusak parah akibat bencana tersebut. Kepala Sekolah SD Negeri Brangkal Sri Sutanti menjelaskan, aktivitas para muridnya tidak diliburkan meski kondisi kelasnya kotor.
“Tadi setelah ada kerja bakti membersihkan sekolah ini, maka pelajaran kita mulai lagi,” ujar Sri didampingi beberapa guru.
Kepala Desa Brangkal Suratmin mengaku sedih melihat kondisi desanya. “Kami akan melakukan pendataan rumah warga yang terkena, kerugian materi lebih kepada rontoknya genting-genting milik warga,” ujar Suratmin.
Keesokan hari setelah angin ribut, beberapa petugas dari Puskesmas Brangkal melakukan pemeriksaan kepada warga terutama yang lanjut usia. Hal itu dilakukan sekaligus untuk mengingatkan kewaspadaan akan bencana angin ribut yang bisa datang sewaktu waktu.
Sementara itu Kepala BPBD Sragen Drs. Heru Wahyudi, menyebut potensi angin puting beliung sangat sulit diprediksi. Berbeda dengan bencana banjir yang terjadi di wilayah Kabupaten Sragen.
Bahkan, dalam setiap tahunnya BPBD Kabupaten Sragen melakukan evaluasi terhadap titik-titik rawan bencana yang ada di Sragen, mulai dari titik rawan banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung. Sebelum dua kejadian terakhir di Kandang Sapi Jenar dan Brangkal Gemolong, bencana angin puting beliung sebelumnya pernah terjadi di wilayah Kecamatan Gondang, dan Karangmalang.
(saf-way)
(Redaksi Solotrust)