KLATEN, solotrust.com- Meskipun banjir sudah mulai surut, sejumlah petani di Kecamatan Karangdowo, Klaten memilih melakukan panen padi secara dini. Hal itu untuk mengantisipasi gagal panen. Sebelumnya, sawah tersebut tergenang banjir hingga setinggi lutut orang dewasa.
Seorang warga Karangdowo, Darso Langkir mengaku memilih panen dini. Sebab, kalau tidak dipanen dikawatirkan bakal merugi atau datang hujan kembali.
"Kalau tidak dipanen sekarang nantinya biji padi akan membusuk. Apalagi air ini tidak segera surut,"kata dia, Senin (4/12/2017).
Dikatakanya, di wilayah Karangdowo ratusan hektare terendam air akibat luapan sungai Dengkeng. "Ya, kalau meluap berarti saking tingginya air. Tapi bisa jadi kualitas tanggul yang kurang bagus juga bisa. Lha buktinya meluap,"katanya.
Selain itu, Suyatno warga setempat mengaku, hampir setiap tahun mengalami banjir. Namun menurut dia, banjir tahun ini adalah banjir yang terparah. "Banjir tahun ini yang terparah. Biasanya tidak seperti ini. Ya terpaksa padi harus segera di panen, dikawatirkan ada banjir susulan. Ya, ini udah resiko petani,"katanya.
Dia berharap, tanggul yang sering meluap tersebut ditinggikan. Sebab, apabila tidak ada upaya peninggian tanggul setiap tahun wilayah Karangdowo, Cawas, Wedi dan Bayat akan terkena dampak banjir terus menerus.
"Pemerintah harus bisa mengupayakan peninggian tanggul. Masak setiap tahun kena banjir. Ini kan tidak hanya kali ini saja," kata dia.
(jaka-Wd)
(redaksi)