Entertainment

BLACKPINK Rangkul Budaya Tradisional Korea dalam MV How You Like That

Musik & Film

11 Juli 2020 06:09 WIB

BLACKPINK memakai hanbok yang dimodifikasi dalam MV "How You Like That". (Dok. YG Entertainment).

 

 



Solotrust.com - BLACKPINK kembali dengan MV terbarunya "How You Like That". Selain mencetak sejumlah rekor penayangan di YouTube, MV itu kian menarik karena turut memperlihatkan budaya-budaya Korea yakni Hanbok atau pakaian tradisionak Korea dan Hangeul yakni abjad Korea.

Dalam MV itu empat anggota BLACKPINK terlihat mengenakan hanbok yang dimodifikasi dengan sentuhan modern. Mereka juga mengenakan pakaian itu di acara "The Tonight Show Starring Jimmy Fallon" di Amerika Serikat.

Hanbok BLACKPINK ini dibuat oleh desainer bernama Danha. "Hanya dua tahun yang lalu, ketika saya memulai bisnis saya dari kecintaan saya kepada hanbok, saya tidak bisa membayangkan pekerjaan saya akan mencapai luar negeri," katanya, melansir dari Yonhap (6/7/2020).

"Saya berharap hanbok di masa depan dapat dikenakan setiap hari, bukan untuk acara-acara khusus seperti pernikahan atau liburan tradisional saja. Saya percaya bahwa hanbok dapat menemukan pijakan yang kuat di dalam industri mode global," tambahnya.

Hanbok dikenal dengan warna-warnanya yang cerah dan garis-garis sederhana. Pakaian ini biasa dikenakan oleh orang Korea pada acara-acara formal dan seremonial. Tak hanya BLACKPINK, BTS pun pernah memakai hanbok dengan sentuhan modern dalam MVnya "IDOL".

Tak hanya hanbok, Jisoo juga menghiasi kukunya dengan hangeul. Minggu lalu ia memposting foto di akun Instagramnya yang memperlihatkan kukunya dilingkupi teks hangeul.

Seniman kuku Jisoo, Park Eunkyung kemudian memposting gambar yang diperbesar dari tangan Jisoo di akun Instagramnya sendiri. Ia menjelaskan bahwa teks itu adalah bagian dari "Hunminjeongeum", sebuah dokumen era Joseon yang menggambarkan prinsip hangeul, dari huruf dan suaranya.

Hangeul sendiri diciptakan oleh Raja Sejong pada tahun 1446 di masa dinasti Joseon. Raja Sejong menamakan huruf tersebut "Hunminjeongeum" yang berarti bunyi yang tepat untuk diajarkan kepada rakyat. Hangeul adalah kebanggan rakyat Korea dan juga sudah masuk sebagai Memory of the World Heritage oleh UNESCO pada tahun 1997. Tiap tanggal 9 Oktober rakyat Korea Selatan pun memperingatinya sebagai Hari Hangeul.

Meskipun Hangeul ini terlihat seperti tulisan ideografik atau tulisan dalam bentuk ‘simbol’ seperti aksara Tionghoa, namun Hangeul adalah abjad fonetik atau alfabet karena tiap hurufnya merupakan lambang vokal dan konsonan yang berbeda-beda. Alfabet Hangeul terdiri dari 24 huruf yang terdiri dari 14 huruf konsonan dasar dan 10 huruf vokal dasar yang kemudian dikenbangkan lagi menjadi konsonan rangkap dan vokal rangkap.

Sekedar informasi, Suku Cia-Cia di Sulawesi Tenggara, Indonesia bahkan menerima Hangeul untuk menjadi sistem tulisan dari Bahasa Cia-Cia pada tahun 2009 lalu. Awal mula dari hal ini adalah penutur bahasa daerah minoritas di sana tidak memiliki sistem penulisan yang bisa mengabadikan pelafalan bahasa mereka sendiri. Wali Kota Baubau kemudian berupaya mencari aksara yang cocok dengan Bahasa Cia-Cia. Akhirnya, pemerintah Kota Baubau bekerjasama dengan Hunminjeongeum Research Institute dari Korea Selatan untuk membuat naskah bahasa Cia-Cia dengan alfabet Hangeul sehingga bahasa tersebut lestari hingga kini. (Lin)



(wd)

Berita Terkait

Berita Lainnya