Solotrust.com - "Children of the Sea", film anime dari Ayumu Watanabe dan Studio 4°C's memenangkan penghargaan tertinggi atau Grand Prize untuk kategori "International Competition - Feature Film" di The Buncheon International Animation Festival (BIAF) 2020, sebagaimana dikabarkan BIAF via laman resminya biaf.co.kr baru-baru ini.
BIAF memulai perjalanannya sebagai satu-satunya festival animasi di Asia pada tahun 1999. BIAF memiliki kompetisi dalam 6 kategori yakni Feature, Short, Graduation, TV & Commissioned, Korean Short dan VR.
Bersamaan dengan kompetisi tersebut, BIAF menawarkan banyak kesempatan bagi pembuat film animasi muda untuk bertemu dengan para ahli kartun dan dunia animasi. BIAF berharap dapat melihat lebih banyak orang yang menikmati kartun dan animasi di masa mendatang.
Film "Children of the Sea" (Kaijū no Kodomo)" diadaptasi dari manga karya Daisuke Igarashi dan tayang di Jepang mulai 7 Juni 2019.
Animasi yang diproduksi oleh Studio 4°C tersebut diisi suaranya oleh Hiiro Ishibashi sebagai Umi, Mana Ashida sebagai Ruka, dan Airu Kubodzuka sebagai Sora. Ayumu Watanabe bertindak sebagai sutradara dan Kenichi Konishi menjadi animation director dan desainer karakternya.
Berkisah tentang tiga anak yang memahami pesan misterius yang disampaikan lautan, manga tersebut menggambarkan konektivitas antara manusia dengan alam yang menakjubkan dan indah.
"Ketika Ruka masih kecil, dia melihat hantu di air dalam akuarium tempat ayahnya bekerja. Sekarang, dia merasa tertarik ke arah akuarium, bersama dua lelaki misterius di sana, Umi dan Sora. Mereka berdua dibesarkan oleh duyung dan mendengar panggilan aneh yang sama dari lautan seperti Ruka. Ayah Ruka dan orang dewasa lainnya yang bekerja di akuarium hanya mengetahui dari jauh apa yang dialami anak-anak ketika mereka terperangkap dalam misteri hilangnya ikan laut di seluruh dunia," demikian deskripsi cerita dari manga tersebut sebagaimana dikutip dari laman Viz Media.
Daisuke Igarashi meluncurkan manga "Children of the Sea" di Majalah IKKI dari Shogakukan pada 2007 dan berakhir pada 2011. Shogakukan menerbitkan lima volume untuk manga tersebut dan Viz Media menerbitkannya dalam Bahasa Inggris.
Pada tahun 2009, manga tersebut telah memenangkan Excellence Award pada Japan Cartoonist Association Awards ke-38 dan Excellence Award in Manga Division pada Japan Media Arts Festival ke-13 yang diselenggarakan oleh Badan Urusan Kebudayaan Jepang.
Penulisnya, Daisuke Igarashi sendiri lahir di Perfektur Saitama pada tahun 1969. Karyanya "Witches" pernah mendapatkan penghargaan Excellence Award in Manga Division pada Japan Media Arts Festival ke-8 tahun 2004.
Karyanya yang lain yakni "Little Forest" yang didasarkan pada pengalamannya sendiri yang menjalani gaya hidup mandiri pun sudah diadaptasi menjadi film feature live-action pada 2014 lalu.
Sementara itu, Studio 4°C juga telah memperoleh pengakuan internasional untuk citranya yang berkualitas tinggi. Rumah anime ini juga telah memenangkan Grand Prize in Animation Divion pada Japan Media Arts Festival ke-8. Rumah produksi ini juga menerima Grand Prize pada kategori animasi pada Japan Academy Film Prize Awards pada tahun 2008 melalui "Tekkonkinkreet".
Daisuke Igarashi pernah berbagi tentang inspirasi di balik manga "Children of the Sea" dalam talk show di Museum Nasional Alam dan Sains Ueno.
Dalam kesempatan itu, Igarashi hadir dengan sutradara adaptasi film tersebut yakni Ayumu Watanabe dan peneliti mamalia laut, Yu Tajima.
Igarashi mengatakan bahwa dia mendapatkan judul "Children of the Sea" karena suka mengumpulkan panduan lapangan untuk hewan laut.
"Ketika saya sedang melihat panduan lapangan, saya akan menggambar beberapa ikan, dan sebelum saya menyadarinya, saya sedang menggambar seorang gadis kecil berenang dengan ikan-ikan itu," katanya.
Sebelum "Children of the Sea", awalnya ia mendapat judul "Fish Girl", dengan inspirasi dari putri duyung. Ketika dia meneliti model untuk putri duyung, dia ingat bahwa duyung tampak seperti manusia ketika mereka memeluk anak-anak mereka seolah-olah menyusui mereka.
"Saya pikir akan menarik jika anak-anak itu benar-benar manusia. Itu juga membuat saya mengingat kembali kisah Amala dan Kamala, jadi saya memutuskan untuk menulis cerita tentang anak-anak yang dibesarkan oleh duyung," ungkapnya.
Amala dan Kamala merujuk pada dua "gadis liar" dari Bengal, India, yang diduga dibesarkan oleh keluarga serigala. Kisah ini secara luas dianggap sebagai tipuan.
Ketika ditanya tentang bagaimana ia menyulap akurasi ilmiah dengan fiksi, Igarashi berkata, "Meskipun seni terlihat serius, sulit untuk membayangkan bahwa cerita itu faktual. Saya pikir manga adalah bentuk ekspresi bebas. Saya tidak ingin membuatnya seperti film dokumenter." Jika ada satu hal yang faktual tentang "Children of the Sea", katanya, itu adalah ide dasar bahwa masih ada begitu banyak tentang makhluk hidup di laut yang belum ditemukan.
Salah satu contoh khusus dimana Igarashi mengambil kebebasan adalah ketika ia menggambarkan paus sperma dengan memiliki gigi atas. Dia tidak tahu mengapa paus sperma hanya memiliki gigi bawah, sampai Tajima menjelaskan kepadanya bahwa itu karena mereka hanya makan cumi-cumi sehingga tidak perlu gigi.
Igarashi juga mengatakan bahwa meskipun manganya itu diterbitkan di majalah seinen IKKI, ia menggambarnya dengan memikirkan pembaca wanita. "Ketika Anda memikirkan tentang kehidupan, wanita mendekat ke pikiran," kata sutradara Ayumu Watanabe setuju.
Yonezu Kenshi menyanyikan OST film ini yakni "Umi no Yuurei" (Spirits of the Sea)". Ini adalah pertama kalinya Yonezu Kenshi menulis lagu tema untuk sebuah film. Ia dan Daisuke Igarashi diketahui adalah teman, sejak Yonezu Kenshi berkontribusi untuk lagu resmi "Louvre No. 9 — Manga, the 9th Art" untuk Igarashi di Prancis pada 2016 silam.
"Children of the Sea" juga meraih penghargaan tertinggi atau grand prize dalam Japan Media Arts Festival Awards ke-23 tahun 2020, yang diumumkan 6 Maret lalu oleh kementerian budaya Jepang. (Lin)
(wd)