Solotrust.com - Seorang pebisnis asal Inggris berani bertaruh US$5 juta atau sekira Rp73 miliar untuk kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (Pilpres AS). Nilai ini diyakini sebagai taruhan terbesar yang pernah ada dalam pemilihan umum (Pemilu).
Melansir The Sun, Selasa (03/11/2020), mantan bankir kaya yang berbasis di luar negeri ini memasang taruhan pada bandar judi swasta di pulau kecil Karibia, Curacao. Menurut seorang sumber, pengusaha tersebut telah berbicara dengan orang dalam tim kampanye Trump sebelum membuat taruhan besar.
Jika presiden AS saat ini nantinya menang dalam pemilu, praktis ia bakal meraup uang hingga US$15 juta atau sekira Rp216,7 miliar, tiga kali lipat dari yang dikeluarkan.
"Berita tentang taruhan ini telah beredar dan kami pikir itu yang terbesar dari yang pernah ada dalam politik," kata seorang sumber kepada The Sun:
Kendati demikian, petaruh yang tak mengungkapkan identitasnya itu tidak sendirian dalam menjagokan sang petahana Gedung Putih. Layanan perjudian Ladbrokes mengungkap tiga dari empat orang pada pekan terakhir pemungutan suara memenangkan Trump.
Jessica O'Reilly dari Ladbrokes mengatakan, hasil poling nasional yang memenangkan Biden tak memengaruhi para pelaku perjudian bertaruh untuk Trump. Bahkan, pada jam kesebelas mereka terus mendukung Trump atas peluang yang ditawarkan.
Sementara Dan Paddy Power mengatakan, volume taruhan untuk dua kandidat selama 24 jam terakhir menunjukkan 93 persen bertaruh untuk Donald Trump dan hanya tujuh persen menjagokan Joe Biden.
Biden sendiri masih menjadi favorit bandar judi, meski Amerika melangsungkan pemungutan suara hari ini. Buktinya, seorang petaruh asal Inggris berani memasang US$ 1 juta untuk kemenangan Joe Biden.
Menurut bursa taruhan Betfair, seseorang yang dirahasiakan identitasnya telah menempatkan £1 juta atau US$1,29 juta selama akhir pekan untuk kemenangan Biden. Jika Biden memenangkan pemilu melawan Trump, ia akan mengantongi US$ 1.986.903.
"Ini adalah pasar yang sangat besar," kata kepala taruhan politik di perusahaan perjudian dan perjudian Inggris GVC, Matthew Shaddick kepada kantor berita AFP.
"Ini dua kali lebih besar dari 2016, menjadikannya taruhan politik terbesar yang pernah ada," sambungnya. (and)
(redaksi)
