Ekonomi & Bisnis

Indonesia Siap Jadi Pemain Utama Industri Mobil Listrik

Ekonomi & Bisnis

4 Januari 2021 11:33 WIB

Menteri BUMN Erick Thohir saat melakukan uji coba mobil listrik dan pengecekan kesiapan stasiun pengisian kendaraan listrik (charging station) di Bali, Sabtu (02/01/2021). (Foto: Humas Kementerian BUMN)

JAKARTA, solotrust.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan kesiapan Indonesia untuk menjadi pemain utama pada industri mobil listrik. Indonesia diharapkan mampu menjadi salah satu pemain utama di industri ini.

Hal tersebut disampaikannya pada saat melakukan uji coba mobil listrik dan pengecekan kesiapan stasiun pengisian kendaraan listrik (charging station) di Bali, Sabtu (02/01/2021).



“Saya sudah perintahkan PLN untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan mengubah strategi bisnisnya pascapandemi. Alhamdulillah, PLN sudah on-track dan sudah ikut dalam konsorsium BUMN untuk pembuatan EV battery bekerja sama dengan perusahaan dari Korea dan Cina,” ujarnya, dilansir dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI, setkab.go.id.

Ditambahkan Erick Thohir, pihaknya akan menjajaki kerja sama dengan Tesla, produsen mobil listrik asal Amerika Serikat.

Insyaa Allah, di Bulan Februari ini, saya akan membuka pembicaraan dengan Tesla untuk mengembangkan kerja sama ini,” ujarnya.

Keyakinan Indonesia akan mampu menjadi pemain utama industri mobil listrik salah satunya didasari sumber daya alam mendukung. Sebagai salah satu negara dengan sumber daya nikel terbesar mendukung Indonesia jadi produsen utama sumber daya baterai mobil listrik.

“Baterai sendiri merupakan komponen utama dalam produksi mobil listrik. Dengan kekayaan alam yang kita miliki tentu harus didukung pula dengan kualitas sumber daya manusia kita agar mampu menjadi produsen utama dalam industri mobil listrik,” kata Erick Thohir.

Pada kesempatan yang sama, Menteri BUMN juga mengungkapkan tim PLN telah melakukan uji coba mengendarai mobil listrik dari Jakarta ke Bali.

“Mobil listrik ini sudah dicoba oleh tim PLN dari Jakarta ke Bali, yang apabila dengan BBM (bahan bakar minyak) ongkosnya adalah Rp1,1 juta, maka dengan mobil listrik hanya Rp200 ribu. Hal ini tentunya sangat menghemat, terutama di saat pandemi seperti ini,” ungkapnya.

Erick Thohir mengharapkan keberadaan mobil listrik nantinya juga akan mampu menekan impor BBM Indonesia.

“Kita semua harus menjaga ketahanan energi nasional, saat ini kita impor 1,5 juta  barel per hari untuk BBM atau setara 200 triliun per tahun. Mobil listrik adalah solusi untuk mengurangi berpindahnya devisa ke luar negeri,” tutur dia.

Tak hanya bagi ekonomi, mobil listrik juga membawa manfaat bagi lingkungan. Hal ini sejalan dengan misi pemerintah mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan.

“Mobil listrik lebih ramah lingkungan. Emisi yang dihasilkan lebih rendah dibanding kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak, sehingga akan mengurangi polusi udara dan juga polusi suara. Bahkan, PLN memberikan diskon 30 persen untuk isi daya di malam hari,” pungkas Erick Thohir.

(redaksi)