Hard News

Tiongkok Mulai Terapkan Swab Anal untuk Tes Covid-19, Diklaim Lebih Akurat

Global

29 Januari 2021 14:23 WIB

Ilustrasi tes swab (Dok. Istimewa)

Solotrust.com - Tenaga medis di Beijing baru-baru ini mengaplikasikan teknik baru tes virus corona (Covid-19), yakni lewat metode swab anal. Mereka meyakini tes ini lebih akurat dan meningkatkan kemungkinan mendeteksi virus.

Adapun untuk mendapatkan sampel uji, alat swab dimasukkan sekira tiga hingga lima sentimeter ke dalam rektum dan diputar beberapa kali. Setelah menyelesaikan gerakan dua kali, kain swab atau penyeka dilepas sebelum ditempatkan dalam wadah sampel. Keseluruhan prosedur memakan waktu sekira sepuluh detik.



Ibukota Tiongkok mulai menggunakan metode pendeteksian derriere lebih sering selama pengujian massal, menyusul seorang anak lelaki berusia sembilan tahun dinyatakan positif terpapar virus pekan lalu. Sejak 17 Januari, lebih dari 3 juta penduduk di tiga distrik Beijing telah menerima pengujian virus corona dalam upaya membendung penularan.

Media pemerintah melaporkan, lebih dari 1.000 staf dan siswa di sekolah bocah lelaki yang terinfeksi juga menjalani berbagai tes asam nukleat, termasuk swab anal.

Swab anal telah digunakan di Tiongkok untuk menguji virus corona sejak tahun lalu. Namun, menurut seorang ahli pengendalian penyakit di negara itu, metode ini lebih banyak digunakan dalam kelompok-kelompok utama di pusat karantina karena ketidaknyamanan prosedurnya.

Menurut Li Tongzeng dari Rumah Sakit You'an Beijing, jejak virus corona bertahan lebih lama di anus atau kotoran daripada sampel yang diambil dari tenggorokan dan swab hidung.

“Kami menemukan bahwa beberapa pasien tanpa gejala cenderung pulih dengan cepat. Ada kemungkinan tidak akan ada jejak virus di tenggorokan mereka setelah tiga hingga lima hari,'' kata dia, dikutip dari Daily Mail, Jumat (29/01/2021).

Namun, virus bertahan lebih lama dari sampel yang diambil dari saluran pencernaan dan kotoran pasien, dibandingkan dengan yang diambil dari saluran pernapasan.

"Jika kita melakukan swab anal untuk pengujian asam nukleat, itu akan meningkatkan tingkat deteksi pasien dan menurunkan kemungkinan diagnosis yang terlewat," jelasnya.

Sejauh ini, akurasi dan efisiensi swab anal masih menjadi kontroversi di kalangan para ahli. Wakil Direktur Departemen Biologi Patogen Universitas Wuhan, Yang Zhanqiu, mengatakan kepada media pemerintah Global Times, swab hidung dan tenggorokan tetap menjadi tes paling efisien karena virus terbukti tertular melalui saluran pernapasan bagian atas ketimbang sistem pencernaan.

"Ada kasus tentang tes virus corona positif pada kotoran pasien, tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa itu ditularkan melalui sistem pencernaan seseorang,'' kata Yang.

Ketika kasus Covid-19 meningkat di dunia, Tiongkok telah memberlakukan persyaratan lebih ketat pada kedatangan internasional dalam upaya menjaga transmisi domestik mendekati nol. Negeri Tirai Bambu juga memperketat pembatasan di dalam negeri.

Pemerintah Beijing telah mengumumkan warga dari daerah berisiko menengah atau tinggi akan dilarang masuk kota mulai Kamis. Hal itu untuk mengurangi risiko penularan virus selama periode Tahun Baru Imlek.

Sementara itu, pendatang yang hendak masuk Tiongkok harus memiliki beberapa hasil tes negatif dan karantina setidaknya selama 14 hari di hotel yang ditunjuk pada saat kedatangan. (and)

(redaksi)