Entertainment

Cemooh BTS Bandingkan dengan Covid-19, Penyiar Radio Jerman Minta Maaf

Musik & Film

27 Februari 2021 10:59 WIB

BTS (Dok. Big Hit Entertainment)

Solotrust.com - Matthias Matuschik, seorang penyiar radio Jerman harus meminta maaf setelah membandingkan grup K-pop BTS dengan virus corona dalam siarannya. Dirinya berdalih tak bermaksud melakukan penghinaan secara rasial dan menyatakan membandingkan antara band dengan Covid-19 adalah hal yang tidak tepat.

Insiden ini mencuat di tengah meningkatnya sentimen anti-Asia dan serangan rasis sejak pandemi dimulai. Seperti diketahui, BTS adalah salah satu band terbesar di dunia dengan basis penggemar sangat besar dan vokal. Tak sedikit fans melontarkan ungkapan kemarahan mereka di media sosial.



Pada Rabu (24/02/2021) lalu, saat siarannya di stasiun radio Bayern3, Matuschik mencemooh BTS yang meng-cover lagu "Fix You" milik Coldplay di MTV Unplugged pada Selasa  (23/02/2021) sebagai 'penghujatan'.

"Untuk itu Anda akan berlibur di Korea Utara selama 20 tahun ke depan!" kata Matuschik dalam siarannya, dikutip dari BBC, Sabtu (27/02/2021).

Tak sampai di situ, Matuschik bahkan mencemooh BTS, menggambarkannya sebagai virus jelek yang mudah-mudahan segera akan ada vaksinnya.

"Anda tidak bisa menuduh saya xenophobia. Aku punya mobil dari Korea Selatan. Aku punya mobil paling keren yang pernah ada," kata Matuschik kepada para pendengarnya.

Sementara itu, stasiun radio Bayern3 langsung mengeluarkan pernyataan pada Kamis (25/02/2021)  waktu setempat, menanggapi kegaduhan yang muncul.

"Ini adalah karakter acara ini dan juga dari presenter untuk mengungkapkan pendapatnya dengan jelas, terbuka, dan belum selesai," kata pihak stasiun radio, sembari menambahkan Matuschik tidak bermaksud menyakiti perasaan para penggemar BTS.

Dalam pernyataannya, Matuschik mengatakan dirinya telah berpikir mendalam selama beberapa waktu. Penyiar radio ini telah memahami dirinya bisa saja melakukan penghinaan secara rasial, terutama komunitas Asia.

"Itu tidak pernah menjadi niat saya, tetapi saya tahu bahwa pada akhirnya itu adalah bagaimana kata-kata itu diterima oleh orang lain, dan bukan bagaimana maksudnya," ucapnya.

Terlepas dari itu, sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut ada 1800 insiden rasis terhadap orang Asia-Amerika di AS pada rentang waktu Maret hingga Mei 2020. Laporan itu mengaitkan serangan dan insiden lain dengan wabah virus corona. (and)

(redaksi)