Ekonomi & Bisnis

Transaksi Nontunai Melejit saat PPKM Darurat, Platform E-Commerce Diserbu

Ekonomi & Bisnis

9 Juli 2021 13:26 WIB

Ilustrasi (Pixabay)

SOLO, solotrust.com - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat diterapkan di wilayah Jawa-Bali mulai 3 hingga 20 Juli 2021 mendatang. Lantas bagaimana pengaruhnya terhadap perekonomian masyarakat Soloraya ya, Solotrusters?

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Nugroho Joko Prastowo dalam acara Bincang Santai dengan Media secara virtual baru-baru ini, memprediksi PPKM Darurat bersifat temporal sehingga tidak mengganggu intermediasi perbankan.



"Utamanya pertumbuhan penyaluran kredit modal kerja yang masih diperkirakan positif. Namun demikian, pertumbuhan penyaluran kredit konsumsi diperkirakan melambat," ungkapnya.

Selain itu, berdasarkan data BI Solo terlihat adanya pergeseran perilaku belanja masyarakat dari tunai ke nontunai. Kenaikan belanja nontunai menggunakan kartu kredit maupun kartu debit meningkat signifikan pada 2021.

"Ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin aware (sadar-red) atas salah satu upaya pencegahan penyebaran Covid-19 melalui transaksi belanja dengan nontunai," kata Nugroho Joko Prastowo.

Hal ini juga terkonfirmasi dengan peningkatan nilai penjualan transaksi belanja e-commerce masyarakat Jawa Tengah saat pandemi. Dengan adanya PPKM, diperkirakan masyarakat akan melakukan belanja di platform e-commerce karena penurunan mobilitas dan pembatasan bepergian.

Terkait belanja nontunai, Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan sistem pembayaran untuk mendukung pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan digital inklusif dan efisien, antara lain dengan mengakselerasi peningkatan transaksi dan perluasan merchant QRIS bersinergi dengan kementerian/lembaga terkait, asosiasi, dan industri. Sosialisasi dan edukasi QRIS terus diperkuat dan diperluas dari sisi supply dan demand.

Jumlah merchant QRIS di Soloraya per 25 Juni 2021 tercatat mencapai 165.190 di tujuh kabupaten/kota. Jumlah ini meningkat 36,33 persen (ytd) dibandingkan 31 Desember 2020. Adapun dari tujuh kabupaten/kota pertumbuhan jumlah merchant QRIS tertinggi di Kabupaten Boyolali (49,14 persen; ytd) dan jumlah merchant QRIS terbanyak di Kota Solo sebanyak 51.358. (rum)

(and_)