SOLO,solotrust.com – Rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pasca diturunkannya status PPKM Kota Solo menjadi level tiga disambut antusiasme orang tua murid. Pemerintah Kota (Pemkot) Solo akan memberlakukan PTM mulai bulan September tahun ini.
Salah satu orang tua murid, Mugi (48), mengatakan dirinya menyambut baik keputusan pembelajaran tatap muka itu. Menurutnya, pembelajaran tatap muka lebih efektif dibanding pembelajaran jarak jauh.
“Saya setuju dengan pembelajaran tatap muka yang akan diterapkan. Yang terpenting tetap menaati protokol kesehatan,” ujar Mugi saat dihubungi solotrust.com, Senin (31/08).
Mugi menilai pembelajaran tatap muka lebih efektif karena anak-anak menerima materi pelajaran lebih baik.
Hal senada disampaikan oleh salah satu orang tua murid SMP N 1 Solo, Sukarni (45). Ia mengatakan anaknya sudah merindukan pembelajaran tatap muka.
Sukarni meyakini pembelajaran tatap muka akan berlangsung lancar di tengah situasi saat ini.
“Anak saya senang sekali. Saya yakin semua sudah terbiasa dengan kebiasaan baru selama pandemi,” ujar Sukarni.
Sebelumnya, pada 7 Juni 2021, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pembelajaran tatap muka dapat dilakukan dengan durasi maksimal dua hingga tiga jam perhari.
Menanggapi informasi tersebut, salah satu orang tua murid MAN 1 Solo, Mustaji (48), merasa hal tersebut tidak masalah. Dirinya menilai hal tersebut lebih baik daripada hanya belajar jarak jauh.
Hal serupa disampaikan oleh Wuri (37), salah satu orang tua murid SD N Joglo 1 Solo. Ia menyambut positif rencana tersebut. Menurutnya, pembelajaran dengan durasi dua jam sehari sudah cukup.
“Untuk kelas satu dan dua mungkin cukup karena kalau anak-anak menggunakan masker lama-lama, belajarnya jadi kurang konsen. Tetapi kalau untuk kelas tiga, durasi dua hingga tiga jam kurang karena materi pelajarannya lebih banyak,” jelas Wuri.
Meskipun demikian, Wuri mengaku sampai saat ini belum ada arahan atau sosialisasi terkait pembelajaran tatap muka. Ia berharap agar pembelajaran tatap muka dapat segera terlaksana di Kota Solo.
“Anak-anak mendapatkan penjelasan lebih rinci dari bapak ibu gurunya (saat pembelajaran tatap muka). Kalau belajar daring, mungkin masih banyak orang tua yang kurang bisa mengajari anaknya,” pungkas Wuri. (gede)
(zend)