SOLO, solotrust.com – Kasus Covid-19 dari pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Solo kembali bertambah. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, hingga Kamis (2/3) telah terjadi penambahan 3 kasus baru Covid-19 dan total menjadi 43 kasus selama PTM.
Laporan kasus datang dari dua sekolah, yakni SMA Regina Pacis (Ursulin) Solo dan SMA MTA Solo. Dan kini total sudah 13 sekolah yang ditemukan kasus Covid-19 selama pelaksanaan PTM. Menanggapi hal tersebut, pihaknya akan terus melakukan tracing.
“Ini baru proses tracing. Kita lakukan tracing sampai selesai, seperti (SMA) Warga ini kita lakukan tracing sampai kelima, jadi kita usahakan bisa sampai bersih,” jelasnya kepada wartawan di Balai Kota Solo, Kamis, (3/2).
Selain dua kasus baru tersebut, sebelumnya terdapat temuan kasus di 11 sekolah, di antaranya: SDN Sayangan, SDN 16 Mangkubumen, SD Pangudi Luhur Santo Valentinus, SD Kemasan Kratonan, SMPN 4 Solo, SMP Bintang Laut, SMA Warga, SMAN 1, SMAN 5 Solo, SMK Mikael, dan SMA Kristen 1 Solo.
Terkait temuan-temuan itu, Ning menyatakan, rencana pihaknya akan melakukan evaluasi PTM pada bulan ini.
“Insya Allah minggu ke-3 atau ke-2 Februari ini kita laksanakan (evaluasi),” terangnya.
Namun, Ning – sapaan akrabnya – sementara masih enggan memberi rekomendasi lebih lanjut terkait pelaksanaan PTM. Ia menegaskan, pihaknya sejauh ini patuh pada Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri (Mendikbud-Ristek, Menag, Menkes, dan Mendagri). Sehingga terkait PTM dilanjutkan atau tidak, akan menjadi keputusan bersama.
“Sudah ada SKB 4 menteri, semua mengambil peran masing-masing, jadi bukan lead-nya Dinas Kesehatan. Kita patuhi Keputusan Bersama 4 Menteri,” kata Ning.
Selama SKB 4 Menteri itu dijalankan, ia menghimbau masyarakat terutama para peserta didik untuk terus menjalankan protokol keseshatan (Prokes), serta menjaga diri baik di sekolah maupun di luar sekolah.
“Covid-19 ini tanggung jawab kita semua, sehingga Prokes di sekolah, perjalanan, dan rumah jadi tanggung jawab masing-masing. Jadi Prokes di sekolah baik, di rumah juga harus baik,” tandas Ning.
Di kesempatan yang sama, menanggapi temuan baru di 2 sekolah tersebut, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan untuk saat ini pihaknya masih akan tetap menjalankan PTM.
Namun Gibran juga tak menutup kemungkinan akan menghentikan atau mengatur ulang regulasi PTM, jika ada intruksi dari Gubernur dan masukan dari orang tua peserta didik.
“Sekiranya para orang tua murid resah atau tidak menginginkan anak-anaknya PTM, nanti coba kita evaluasikan. Atau kalau misalnya ada intruksi khusus dari Pak Gubernur untuk 50 persen, kita jalani. Tapi sejauh ini, kita jalan seperti biasa,” jelasnya, saat ditemui awak media di Ruang Natapraja, Balai Kota Solo (3/2).
Gibran menegaskan Prokes di sekolah selama PTM sudah dijalankan ketat. Sehingga, ia berharap orang tua peserta didik turut aktif mengawasi anak-anak selama di luar sekolah. Terlebih ia memperkirakan akan ada kenaikan Covid-19 di Solo selama Februari hingga Maret.
“Prokes di sekolah sudah sangat ketat, perlu pengawasan untuk kerja sama para orang tua, justru yang di luar sekolah.Prediksinya Februari Maret pasti akan naik,” pungkasnya. (dks)
()