Hard News

Jogo Plesiran Antisipasi Lonjakan Wisatawan di Jateng

Jateng & DIY

7 September 2021 12:47 WIB

Rapat Penanganan Covid 19 melalui Virtual seluruh Kepala Daerah se-Jateng (Foto: jatengprov.go.id)

SEMARANG, solotrust.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menyatakan saat ini kasus Covid-19 di wilayahnya mulai menurun setiap minggu. Hal itu tak lepas dari kinerja Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan seluruh kelompok masyarakat yang sudah membantu menurunkan kasus Covid-19.

“Saya menyampaikan terima kasih karena partisipasi dari bapak ibu sekalian, Jawa Tengah kondisinya bagus. Makin menurun-makin menurun. Itu pasti kerja keras dari kawan-kawan seluruh Forkopimda kabupaten/kota dan seluruh kelompok masyarakat yang sudah membantu,” kata Ganjar, dalam rapat penanganan Covid-19 melalui virtual bersama seluruh kepala daerah se-Jateng, dan instansi terkait lainnya, Senin (6/9/2021).



Ganjar menilai, upaya menurunkan kasus merupakan kinerja luar biasa. Karena hal itu luar biasa melelahkan. Meski demikian, pihaknya mengingatkan agar seluruh elemen masyarakat untuk terus siaga.

“Kita tetap harus siaga karena belum selesai,” pesannya dikutip laman resmi jatengprov.go.id.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Jateng hingga Senin (6/9/2021) pukul 16.00 WIB, terkonfirmasi kasus aktif dirawat 7.147 orang, terkonfirmasi sembuh 435.670 orang, dan terkonfirmasi meninggal 31.210 orang.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jateng, Sinoeng N Rachmadi mengatakan,  terkait dengan turunnya kasus Covid-19 di Jateng, pihaknya telah mengantisipasi adanya lonjakan wisatawan. Seperti, terus menjaga komitmen Jogo Plesiran destinasi wisata.

“Kami telah mengadakan rakor Kadis Pariwisata Kabupaten/ Kota se-Jateng yang menyepakati, komitmen Jogo Plesiran Destinasi Wisata harus sesuai dengan leveling wilayah PPKM setempat, sebagaimana Inmendagri dan Ingub,” kata Sinung melalui pesan pendek.

Sesuai instruksi itu, imbuhnya, mereka bisa melakukan prasimulasi dan simulasi destinasi wisata. Artinya, prasimulasi dilakukan oleh internal pengelola destinasi, sedangkan simulasi bisa melibatkan pihak luar, seperti jurnalis, penggiat medsos, maupun story teller tourism setempat.

Pihaknya menambahkan, untuk waktu buka operasional terbatas pada destinasi wisata pada wilayah levelling 2 PPKM, maksimal 25 persen dari kapasitas pengunjung. Pemprov juga bakal memperketat akses ke destinasi wisata dalam bentuk mengawasi secara ketat sesuai arahan gubernur.

Sehingga, beber Sinoeng, apabila ada pelanggaran dalam SOP Jogo Plesiran, utamanya kerumunan orang di area destinasi maka pihaknya akan tegas akan merekomendasikan ditutup sementara. Dalam hal ini, setiap destinasi wajib untuk berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 setempat, TNI/Polri/Satpol PP setempat, baik dalam prasimulasi, simulasi, maupun saat operasional terbatas.

Pihaknya juga sering mendengar dan sering memperoleh masukan dari para pelaku wisata dan pengelola, termasuk pelaku ekonomi kreatif di objek wisata, untuk tidak gegabah membuka objek wisata kendati perkembangan kasus Covid-19 menuju kondisi yang membaik namun belum baik.

“Maka jangan gegabah, jangan grusa-grusu, alon-alon waton kelakon. Artinya apa, bukan alonnya, tapi kelakonnya yang penting,” ujar Sinoeng. (elv)

(zend)