SOLO, solotrust.com - Kebiasaan penghuni rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) yang masih saja menunggak biaya sewa membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta was-was. Meski akhirnya dilunasi, kebiasaan buruk itu hampir dilakukan di setiap rusunawa yang ada di Kota Bengawan.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Rumah Sewa Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperum KPP) Surakarta Toto Jayanto mengatakan, setiap rusunawa memiliki masalah yang berbeda-beda dalam keterlambatan membayar biaya sewa tersebut.
“Pasti ada yang nunggak, tetapi nggak banyak,” katanya, Jumat (23/2/2018).
Adanya penghuni rusunawa yang terlambat membayar sewa, lanjut Toto, bukan karena tidak memiliki uang. Namun lebih karena tidak ada itikad baik untuk membayarkan. Pasalnya biaya sewa di seluruh rusunawa di Kota Solo paling mahal hanya Rp100 ribu. Nominal itu dianggap tidak terlalu berat bagi warga Solo.
“Nek niat mosok yo raiso? Kalau ada uang langsung bayar kan rampung,” katanya.
Merujuk aturan jika ada warga rusunawa yang belum membayar uang sewa, Toto akan mengirimkan surat peringatan kepada yang bersangkutan. Surat pengirim dilayangkan lagi hingga tiga kali jika tidak ada respon, status penghuni rusunawa bakal dicabut.
“Aturannya jelas, jika tiga bulan nggak mbayar akan dicabut dan disuruh meninggalkan rusun,” tegas dia.
Dirinya pun meminta penghuni rusunawa untuk membiasakan menabung dan berhemat agar dapat membayar sewa. Selain itu penghuni rusunawa juga diminta mengubah pola pikir tentang tempat tinggal permanen di rusunawa. Dia ingin masyarakat memiliki niat untuk menjalani hidup lebih baik di luar rusunawa.
“Kalau Rp100.000 sebulan itu kan ibaratnya nabung sehari Rp3.000 saja kan. Mosok nggak bisa nyelengi segitu,” katanya. (vin)
(way)